Aksi Bela Leluhur, Bupati Berapi-api di Depan Massa yang Tumpah Ruah di Lombok

Pernyataan (MQ) yang menyebut makam leluhur khususnya para Tuan Guru dengan sebutan yang tidak etis tersebut diduga telah mencederai perasaan masyarakat Pulau Lombok.

Eviera Paramita Sandi
Rabu, 05 Januari 2022 | 14:33 WIB
Aksi Bela Leluhur, Bupati Berapi-api di Depan Massa yang Tumpah Ruah di Lombok
Kondisi di Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat (NTB) pasca-dugaan penghinaan makam leluhur yang dilakukan salah seorang Ustad bernama Mizan Qudsiah (MQ) memantik massa aksi se-Pulau Lombok turun ke jalan melakukan protes, Rabu (5/1/2022).[Foto : Suara.com/Lalu Muhammad Helmi Akbar]

SuaraBali.id - Kondisi di Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat (NTB) pasca-dugaan penghinaan makam leluhur yang dilakukan salah seorang Ustaz bernama Mizan Qudsiah (MQ) memantik massa aksi se-Pulau Lombok turun ke jalan melakukan protes. Massa aksi yang hadir dalam kegiatan bertajuk “Aksi Bela Leluhur" ini ditaksir berjumlah 2000-an orang.

Massa aksi yang berpusat di depan Kantor Bupati Lombok Timur tersebut mayoritas dihadiri oleh kelompok masyarakat, LSM, hingga para Tuan Guru. Dalam tuntutannya, massa aksi meminta Bupati Lombok Timur bersama dengan pihak terkait untuk melakukan penindakan kepada pelaku penghinaan makam leluhur (MQ) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pernyataan (MQ) yang menyebut makam leluhur khususnya para Tuan Guru dengan sebutan yang tidak etis tersebut diduga telah mencederai perasaan masyarakat Pulau Lombok. Massa aksi menentang keras konten dakwah yang mendiskreditkan dan mencederai keyakinan masyarakat.

Bupati Lombok Timur, Sukiman Azmy yang hadir menemui massa aksi menyerukan agar penyampaian aspirasi dan pendapat di muka umum dilakukan dengan tetap berpedoman pada prinsip keamanan.

"Kita tetap dalam keadaan aman, damai, menjaga stabilitas keamanan Kabupaten Lombok Timur ini dari orang-orang yang tidak mau Kabupaten Lombok Timur ini aman," kata Bupati Lombok Timur di depan massa aksi pada Rabu, (05/01/2021).

Sukiman menyanyangkan bahwa konten dakwah yang disampaikan Ustad (MQ) tidak menghargai keyakinan dan kultur yang sudah dijalankan masyarakat selama ratusan tahun.

Ia menyebut bahwa isi ceramah yang disampaikan tidak berakar pada sejarah.

"Orang-orang yang tidak tahu sejarah itulah yang berkata aneh-aneh seperti sekarang ini. Mari kita serukan kepada mereka, bacalah sejarah. Jangan menjungkir balikkan sejarah, mari kita letakkan sejarah pada tempatnya," ujar Sukiman berapi-api.

Dalam kesempatan tersebut, Sukiman juga menjelaskan secara rinci soal kewalian salah seorang ulama yakni Tuan Guru Lalu Muhammad Ali Batu yang makamnya disinggung dalam ceramah MQ tersebut.

"Siapa yang tidak tahu Tuan Guru Haji Lalu Muhammad Ali Batu, orang-orang yang tidak tahulah yang tidak pernah membaca sejarah, orang-orang yang berkata aneh-aneh itulah mungkin perlu kita beritahu," tegas Sukiman.

Calon Ketua DPD Partai Demokrat NTB tersebut mendesak agar kepolisian segera melakukan proses hukum terhadap pelaku (MQ).

"Untuk itu, di hadapan Bapak Ibu semua para jamaah dan para Tuan Guru, saya meminta kepada Kapolres Lombok Timur untuk memberikan jaminan kepada kita agar dilaksanakan proses sebagaimana berlaku," tandasnya.

Terakhir, Sukiman mengapresiasi tindakan damai yang dilakukan massa aksi. Menurutnya, pola penyampaian aspirasi semacam ini akan memberi contoh kepada semua pihak agar tetap mengedepankan kondusivitas daerah di atas apapun.

"Inilah contoh demokrasi itu, demokrasi yang anti anarkis, demokrasi yang baik, yang sopan, sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW," ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kapolres Lombok Timur AKBP Herman Suriyono menegaskan bahwa pihak kepolisian tengah melakukan tugasnya. Ia meminta agar semua pihak dapat menahan diri dari tindakan anarkis yang dapat memantik kegaduhan baru.

"Saat ini, Polda NTB dan Polres Lombok Timur sedang melakukan proses penegakan hukum terkait dengan ujaran kebencian yang terjadi. Saya meminta kepada Bapak dan Ibu sekalian untuk menahan diri, tidak main hakim sendiri, percayakan bahwa kita hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia negara hukum," tandas Kapolres Lombok Timur.

Ia meminta agar masyarakat tetap mempercayakan proses hukum kepada kepolisian.

"Penegak hukum saat ini sedang bekerja, dan silahkan nanti tetap dipantau perkembangannya," sergahnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, massa aksi akan kembali berkumpul esok hari melakukan protes dan menyampaikan pendapat di muka umum. Jumlah massa aksi yang akan hadir pada aksi esok hari Kamis, (06/01/2022) diprediksi lebih banyak dibandingkan yang sebelumnya.

Kontributor : Lalu Muhammad Helmi Akbar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak