"Yang kita butuh itu pertama pakaian ya, terutama untuk perempuan, terus makanan, selimut juga," katanya.
Ia juga memohon agar segera didatangkan tenaga medis yang membawa obat-obatan. Sebab, menurutnya kalau kondisi terus seperti ini, banyak warga yang akan terserang penyakit.
Tanpa membawa perlengkapan para korban banjir duduk dan beristirahat di dalam tenda yang baru didirikan Senin sore (6/13/2021) itu.
Murdani (32) warga Desa Meninting, Kecamatan Batulayar juga terpaksa mengungsi karena rumahnya rusak di beberapa bagian. Selain itu, kata Murdani, merasa lebih aman berada di tenda pengungsian ketimbang kembali ke rumah.
Baca Juga:Tanggul Sungai Jebol Langsung Mengarah ke Pemukiman, Rumah Warga di Lombok Barat Amblas
"Diam dulu di sini sama keluarga sepertinya lebih aman," katanya. Kebutuhan mendesak warga di pengungsian, sebut Murdani, ialah makanan pokok dan pakaian.
"Pakaian sama makanan sih ya, terus kalau bisa juga kita disiapkan semacam telepon umum, banyak warga yang tidak bisa menyelamatkan hape-nya, jadi belum bisa mengabari keluarga yang jauh," tukasnya.

Pemerintah, BPDB, TNI/Polri serta relawan terlihat datang membawa logistik dan makanan ke tenda pengungsian.
Hujan yang masih mengguyur wilayah Lombok Barat dan sekitarnya membuat warga tampaknya akan berada lebih lama di tenda pengungsian.
Relawan Dirikan Dapur Umum
Baca Juga:Cuaca Ekstrem Akibatkan Banjir yang Genangi Rumah 404 KK di Lombok Barat
Merespons bencana banjir tersebut sejumlah relawan kemanusiaan bergerak membantu korban banjir di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tak hanya membantu proses evakuasi, para relawan juga turut mendirikan dapur umum guna memberikan makanan dan logistik bagi warga terdampak banjir yang ada di tenda pengungsian.