7 Pakaian Adat Jawa Tengah, Batik hingga Surjan

Secara garis besar, Budaya Jawa Tengah terbagi dua macam, yakni Jawa Banyumasan dan Jawa Pesisiran.

Pebriansyah Ariefana
Senin, 06 Desember 2021 | 11:26 WIB
7 Pakaian Adat Jawa Tengah, Batik hingga Surjan
Pekerja tengah menyelesaikan moitif batik cap di Kampung Batik Kauman Kota Solo. (suara.com/Ari Welianto)

SuaraBali.id - Jawa Tengah memiliki budaya yang sangat erat kaitaanya dengan budaya Jawa. Sebab di daerah Jawa Tengah masih terdapat pusat dari kebudayaan Jawa, yakni Keraton Surakarta. Berikut daftar pakaian adat Jawa Tengah.

Secara garis besar, Budaya Jawa Tengah terbagi dua macam, yakni Jawa Banyumasan dan Jawa Pesisiran. Kebudayaan Jawa Banyumasan merupakan hasil perpaduan budaya Jawa, Cirebon, dan Sunda.

Sementara itu, Budaya Jawa Pesisiran merupakan hasil dari perpaduan budaya Jawa dan Islam. Meski begitu, kebudayaan yang ada di Jawa Tengah memiliki kemiripan dengan kebudayaan yang ada di DIY Yogyakarta dan Jawa Timur. Kemiripan itu bisa dilihat dari segi bahasa, kebiasaan masyarakat, norma, dan dialek.

Jika ditarik dari Sejarahnya, daerah Jawa Tengah sejak dahulu sudah menjadi pusat kejayaan jawa. Di daerah Jawa Tengah ini menjadi tempat berdirinya kerajaan Mataram. Oleh sebab itu, banyak daerah lain yang terinspirasi dari Jawa Tengah, Baik kebudayaannya hingga pakaian adatnya.

Baca Juga:Disebut Akan 'Kehabisan Baterai' untuk Pilpres 2024, Begini Respons Ganjar Pranowo

Melansir dari YouTube Chanel Airul Anwar yang diakses pada 12 September 2020, dijelaskan mengenai pakaian adat yang ada di Jawa Tengah, berikut ulasannya:

1. Batik

Dengan berbagai jenis motif batik yang berasal dari daerah Jawa Tengah, bahka sejarah telah mencatat bahwa untuk pertama kali batik diperjualbelikan pada tahun 1586 berawal di Surakarta. Batik ini sendiri, sudah ada dan telah dibuat sejak ratusan tahun yang lalu.

Harga kain batik bisa ratusan hingga jutaan, tergantung dari proses pembuatan dan hasilnya. Jika menggunakan metode tulis, maka harga batiknya akan semakin mahal. Namun, apabila menggunakan metode sablon maka harganya akan lebih murah.

Ada beberapa motif batik yang ada di Jawa Tengah, di antaranya: batik sido wirasat, batik cakar ayam, batik gregeh wuluh, batik parang kusumo, dan batik kawung picis.

Baca Juga:Jateng Siaga Banjir dan Tanah Longsor, Januari Puncak Musim Hujan

2. Kebaya

Kata kebaya sendiri, menurut sejarahnya berasal dari bahasa arab yakni Abaya yang mempunyai arti pakaian. Bahan dari kebaya biasanya menggunakan bahan beludru atau kain sutra serta bisa juga menggunakan kain katun atau nilon tipis.

Pada umumnya, kebaya berrwarna hitam. Saat mengenakan kebaya agar bagian dalam wanita tidak terlihat, biasanya menggunakan kemben.

Serta agar bentuk tubuh wanita terlihat indah, maka perlu untuk mengenakan stagen untuk mengencangkan bagian perut dan pinggang. Agar stagen tidak terlihat dari luar, diperlukan tapih tanjung.

Agar telihat anggun, wanita yang mengenakan kebaya, rambu wanita dipasangai konde dengan hiasan bunga melati di atasnya. Agar tampak lebih sempurna, perlu juga ditambah dengan perhiasan seperti subang, kalung, cincin, gelang, dan terkadang membawa aksesoris satu lagi, yaitu kipas.

3. Surjan

Pakaian surjan ini merupakan busana yang dikhususkan untuk pria. Bentuk dari surjan ini mirip dengan jas. Konon katanya, pakaian ini didesain dengan meniru pakaian jas milik orang Belanda. Pakaian ini biasanya dikenakan pada saat acar-acara resmi atau sakral.

4. Kanigaran

Dahulunya, pakaian jenis kanigaran ini hanya dikenakan oleh sorang raja. Namun, sekarang pakaian model ini dikenakan saat acara pernikahan. Pakaian ini menampakkan keagungan dan kekuasaan.

Pakaian kanigaraan ini terbuat dari beludru dan berwarna hitam. Dengan hiasan sulaman-sulaman emas di bagian depan dan kedua ujung lengan. Agar tampak mewah dan elegan ditambahkan kesan mengkilap. Itu yang kanigaran yang dikenakan oleh Pria.

Sementara kanigaran yang dikenakan oleh wanita adalah sama dengan pria namun tanpa kerah. Dengan bagian bawah kanigaran menggunakan dodoran atau kampuh yang berbedah dengan kain jarik biasa.

5. Basahan

Merupakan pakaian warisan dari kerajaan mataram yang menjadi kerajaan besar di Jawa. Pakaian basahan ini sangat mencolok, karena tidak memakai atasu untuk menutup tubuh bagia atas. Riasan yang digunakan Ketika memakai basahan dinamakan paes Ageng Kanigaran.

Model dari pakaian ini adalah, untuk pria hanya menggunakan kain dodot dari pusar hingga lutut. Serta memakai hiasan dada sebagai lambing kemewahan dan memakai kuluk sebagai penutup kepala.

Untuk wanita mengenakan kemben untuk menutupi tubuh bagian atas lainnya. Sementara untuk bawahnya, para wanita mengenakan dodot. Rambut ditata membentuk konde dan dihiasi dengan bunga-bunga di atasnya. Di lehernya juga menjuntai kalung yang indah.

6. Jawi Jangkep

Merupakan pakaian adat yang dikhususkan untuk kaum pria. Jawi Jangkep sendiri adalah sebuah pakaian yang terdiri atas beskap bermotif kembang yang dipadukan dengan blangkon untuk kepala. Biasanya pakaian ini digunakan oleh abdi keraton.

7. Beskap

Merupakan pakaian adat yang dikhususkan untuk kaum pria. Dahulunya beskap dan jawi jangkep adalah satu kesatuan. Namun, seiring berjalannya waktu pakaian ini dibedakan. Untuk beskap sendiri, model pakainnya lebih sederhana dari Jawi Jangkep.

Demikianlah ulasan mengenai pakaian adat Jawa Tengah.

Kontributor : Agung Kurniawan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini