SuaraBali.id - Viral di media sosial seorang penghobi tanaman hias, di Gianyar Bali I Kadek Sudila Sudarsa (43) yang membuat penjor kreasi dalam menyambut hari raya Galungan. Pria asal banjar Pujung Kaja, Tegalalang, Gianyar, Bali ini membuat penjornya setinggi 7 meter.
Selain itu ia juga membuat video hingga banyak ditonton dan viral. Saat dikonfirmasi, Kadek Sudila mengaku tercetus ide membuat penjor Galungan berbahan tanaman hias.
Berbahan hasil panen dan berburu di sekitar rumahnya. Alhasil penjor kreasinya punya ciri khas dari penjor Galungan biasanya.
Menurutnya ide membuat penjor dengan hiasan berbagai tanaman hias itu terinspirasi profesinya sehari-hari yakni membuat aquascape dan natural pond. Kadek membuatnya Sabtu (6/11/2021) hingga Minggu (7/11/2021) sore.
Dibantu beberapa temannya, Kadek menghias penjor tersebut dengan tanaman hias seperti bromelia, Kadaka, Jenggot Musa, Moss, Kayu Santigi, dan tanaman rambat.
Tingginya kurang lebih 7 meter. Karena lain dari biasanya, Kadek kesulitan saat menempatkannya di depan rumah.
"Yang sulit itu ide dan penempatan tanamannya," ujarnya kepada beritabali.com – Jaringan Suara.com.
Namun untuk biaya pembuatan penjor tersebut, dirinya mengaku tidak bisa menghitung secara pasti karena tanaman yang digunakan kebanyakan hunting dan hasil panen.
"Lalu untuk kayu sendiri itu berasal dari sisa-sisa pembuatan aquascape dan vertikal garden yang biasa saya buat," paparnya.
Keunikan penjor tanaman hias buatannya pun langsung viral di media sosial setelah video pembuatannya diunggah dan dibagikan berbagai akun.
Penjor buatan Sudila pun mendapatkan apresiasi atas kreatifitasnya, namun tak sedikit juga netizen yang menganggap jika penjor tersebut kurang tepat untuk hari raya Galungan.
Terkait hal tersebut, menurutnya penjor adalah simbol gunung yaitu untuk kesejahteraan.
"Dan asalkan sudah berisi sarananya seperti pala gantung, pala bungkak, sampian, lamak, padi, jagung, kelapa, dan janur maka itu sudah penjor upakara. Sedangkan masalah kita menghias itu kembali kepada seni kita masing-masing," tuturnya.
Bahkan sebelum dirinya membuat penjor, ia sudah sempat bertanya kepada tokoh agama dan hal itu tidak menjadi masalah.
"Kata beliau karena agama berkaitan erat dengan seni. Dan menurut saya pro-kontra itu hal yang wajar, yang penting bagi saya beryadnya kita ikhlas tanpa pamrih," ujarnya.