Pakaiannya sederhana, seperti tukang jualan saja: celana pendek dan kemeja longgar, tongkat komandonya tersembunyi. Sambil bersepeda, beliau selalu melewati sebuah warung.
Anak gadis si pemilik warung, Wayan yang baru berumur 14 tahun, keluar membantu. Dia jatuh cinta melihat "si tukang jualan".
Tapi kemudian dia mendengar bawa pesepeda itu sebenarnya adalah Presiden. Dia jadi ketakutan sehingga jatuh sakit.
Ketika presiden mendengar hal itu, beliau mengunjunginya ketika pergi bersepeda lagi dan menenangkannya. Gadis itu pun sembuh.
Made Galang juga menceritakan, bahwa roh Sukarno tetap hidup di rumah pribadinya di dalam istana. Walaupun ruangan ruangan ini tidak ditinggali, jendelanya membuka sendiri di pagi hari dan menutup pada malam hari.
Orang-orang Desa di Tampaksiring juga sering mendengar suara Sukarno di istana.