Sejak saat itu di Bali Dwipa memiliki Trilingga Giri (3 gunung). Selanjutnya, agar menjadi lebih sempurna dan bali kertha, maka Dewa Pasupati memerintahkan lagi putra-putranya yang lain beristana di Bali Dwipa.
Mereka adalah Hyang Tumuwuh menjaga di Gunung Watukar, Hyang Manik Gumawang di Puncak Mangu atau Puncak Beratan, Hyang Manik Galang di Pejeng dan Hyang Tugu di Gunung Andakasa. Sementara Naga Basuki ditugaskan mendampingi Hyang Putranjaya di Gunung Tohlangkir.
Sejak saat itu di Bali kemudian dikenal adanya Sapta Lingga Sari, yakni 7 istana yang selaras dengan konsep ajaran paweda sebagai istana putra-putri Dewa Pasupati.
Maka dari itu, hingga saat ini Gunung Agung dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para dewa. Masyarakat Bali menjadikan gunung ini sebagai tempat keramat yang disucikan atau disakralkan.
Masyarakat Hindu di Bali juga mempercayai kalau Gunung Agung dihuni oleh salah satu putranya Dewa Pasupati, yakni Hyang Putranjaya didampingi oleh Naga Basuki. Tak heran jika seringkali Gunung Agung ini diidentikkan dengan sosok naga yang menghuni Gunung Agung.
Baca Juga:Mal Baru di Denpasar Dibangun, Disebut Terbesar di Bali Dan Serap 2 Ribu Tenaga Kerja
Gunung Agung juga dijadikan objek pendakian. Bagi mereka yang akan mendaki Gunung Agung hendaknya menyucikan diri, pikiran dan perbuatan, dan tidak boleh berperilaku kotor atau sembarangan. Jika ini dilakukan maka akan berakibat fatal bagi yang melanggarnya.
Kontributor : Titi Sabanada