SuaraBali.id - Seorang profesor sekaligus peneliti Institute di National University of Singapore, Kishore Mahbubani memuji Presiden Joko Widodo. Jokowi disebut sebagai sosok pemimpin yang jenius dan efektif di dunia.
Namun sebelumnya sosok Kishore Mahbubani ternyata juga pernah memuji Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 2016. Disebutnya Ahok mirip Lee Kuan Yew, Perdana Menteri pertama Singapura
Kishore Mahbubani melontarkan pujian tersebut saat Ahok masih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dimana saat itu Ahok menerima kunjungan puluhan mahasiswa pascasarjana Lee Kwan Yew School of Public Policy Singapura.
Menanggapi hal ini, ketua DPP PPP Ahmad Baidowi menyatakan bahwa pujian tersebut harusnya dianggap sebagai pengakuan internasional dan harus diapresiasi.
Sorotan terhadap kejeniusan Jokowi ini, Ia sampaikan dalam tulisan berjudul ‘The Genius of Jokowi’. Tulisan ini tayang pada 6 Oktober 2021 lalu di Project Syndicate, sebuah media nirlaba yang fokus pada isu-isu internasional seperti dilansir dari Kompas.
Kishore Mahbubani menyebut Jokowi telah menjadi pemimpin yang layak mendapat pengakuan atas keberhasilannya dalam memimpin.
“Pada saat bahkan beberapa negara demokrasi kaya, memilih penipu sebagai pemimpin politik mereka, keberhasilan Presiden Indonesia Joko Widodo layak mendapat pengakuan dan penghargaan yang lebih luas,”bebernya.
“Jokowi memberikan model pemerintahan yang baik yang dapat dipelajari oleh seluruh dunia,” sambung Kishore Mahbubani dalam tulisannya itu.
Lebih lanjut, dia menyebut Jokowi bisa menjembatani kesenjangan politik di Indonesia. Dia membandingkan keberhasilan Jokowi ini dengan Joe Biden dalam Pilpres AS 2020 yang belum bisa mengatasi perpecahan.
Selain itu, dia menyoroti cara Jokowi membalikkan momentum pertumbuhan partai-partai paling islamis di Indonesia, sebagian dengan menjadi inklusif.
Dia membandingkannya dengan Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang memperdalam perpecahan di Brasil.
“Jokowi telah menyatukan kembali negaranya secara politik. Seperti yang dia katakan kepada saya dalam sebuah wawancara baru-baru ini, ‘Pilar ketiga ideologi Indonesia, Pancasila, menekankan persatuan dalam keragaman,”terangnya.
“Untuk itu, pembangunan koalisinya yang terampil menyebabkan disahkannya omnibus law tahun lalu, yang bertujuan untuk meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan kerja baru,” tambahnya.
Kishore Mahbubani menyebut Jokowi telah menetapkan standar baru dalam pemerintahan Indonesia. Hal inilah yang, menurutnya, membuat negara demokrasi lain iri.
“Dia telah menetapkan standar pemerintahan baru yang seharusnya membuat iri negara-negara demokrasi besar lainnya,” tutupnya.