Sejarah 'Desa Janda' Mertasari di Jembrana Bali, Tak Ada Laki-laki Karena Pembantaian

Awalnya desa ini merupakan desa Hindu yang terletak di kampong muslim Loloan Barat dan Timur. Daerah ini dibelah oleh Sungai Ijogading.

Eviera Paramita Sandi
Kamis, 07 Oktober 2021 | 10:14 WIB
Sejarah 'Desa Janda' Mertasari di Jembrana Bali, Tak Ada Laki-laki Karena Pembantaian
Sungai Ijo Gading, Jembrana, Bali

Sejumlah anggota PKI yang dinyatakan hilang setelah dijemput aparat keamanan diantaranya I Nyoman Puger (Denpasar), Tiaga (Denpasar), Sutaja, Ketut Kandi (Klungkung), Anom Dade (Denpasar).

Tidak kurang dari 27 orang sarjana yang menjadi pengurus inti PKI atau organisasi sayap kiri PKI di tingkat propinsi dan kabupaten di Bali sudah tidak diketahui lagi nasibnya setelah dijemput aparat keamanan dan milisi.

Pada saat itu ada yang dinamakan Komandan Anti G30S PKI. Siapa saja yang dilaporkan ke komando ini, maka terlapor akan hilang dan dibunuh. Memang banjar dilibatkan, karena ketua Koordinasi Kesatuan Aksi Pengganyangan (KOKAP) adalah kelian (pemimpin/ketua/kepala) Banjar. Jadi Kelian banjar otomatis bertindak sebagai penanggungjawab algojo.

Hanya Gereja Katolik di Bali yang mengambil inisiatif memberikan perlindungan bagi PKI. Pimpinan Gereja Katolik di tingkat paroki se-keuskupan Denpasar, menyediakan ruangan khusus bagi pengungsi yang dikategorikan PKI, karena ada instruksi dari Kardinal Justinus Darmowujono dari Jakarta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak