SuaraBali.id - Komedian Mongol Stres pemuja setan di masa lalunya. Mongol menyebut pemuja setan lebih baik, karena agama sering menghakimi manusia yang berbeda.
Mongol jadi pemuja setan atau Satanic sebelum dirinya memutuskan menjadi penganut agama kristen. Mongol pun mengungkapkan bahwa sebenarnya menjadi pemuja setan lebih baik dibanding jadi penganut agama.
Hal itu diungkapkan Mongol saat tampil di Podcast Deddy Corbuzier, seperti dilihat, Sabtu (10/7/2021).
Awalnya Mongol menceritakan perkenalan pertamanya dengan satanic dimulai saat usianya masuk 14 tahun. Kala itu, dia bukan hanya menjalankan ritual-ritual tak biasa, melainkan juga turut ‘menghujat’ Tuhan dan menanamkan kebencian terhadap nabi-nabi di agama tertentu.
Baca Juga:Kagumi Ajaran Pemuja Setan, Mongol Stres: Gue Belum Nemu Jeleknya
Menariknya, meski kini sudah ‘bertaubat’ dan memeluk agama Kristen, namun Mongol merasa, satanisme tetap menjadi ajaran yang masuk akal.
![Komika Mongol Stres ditemui usai melayat di rumah duka Laila Sari, kawasan Tangkiwod, Jakarta Pusat, Selasa (21/11/2017) [Suara.com/Ismail]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/11/21/60930-komika-mongol-stres.jpg)
Kepercayaan tersebut tak menuntut banyak hal seperti agama-agama lainnya. Selain itu, penganut satanisme juga lebih sering membantu sesama.
“Secara unity (kebersamaan) lebih bener, lebih bagus daripada gereja. Karena agama kadang-kadang sering menghakimi, kalau satanic enggak,” ujar Mongol.
Baca Juga: Pernah Jadi Penyembah Setan, Komika Mongol: Mama Saya Dulu Sesepuhnya
“Satanic baru dinyatakan dosa, kalau penganutnya bodoh. Kalau kita (agama lain) kan dosanya banyak, segala macem. Satanic cuma ada 9 dosa, dan yang utama itu dosa kebodohan,” lanjutnya.
Baca Juga:Menurut Komedian Mongol, Pemuja Setan Lebih Masuk Akal Ketimbang Penganut Agama
Ia pun menyebut bahwa pemuja setan secara logika sebenarnya lebih benar dibanding penganut agama.
- 1
- 2