Asal Usul Tradisi Metatah Potong Gigi di Bali, Tolak Bala Hingga Sucikan Diri

Upacara Metatah ini diartikan sebagai pembayaran hutang oleh orang tua ke anaknya karena teah menghilangkan keenam sifat buruk diri manusia.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 10 Juni 2021 | 10:05 WIB
Asal Usul Tradisi Metatah Potong Gigi di Bali, Tolak Bala Hingga Sucikan Diri
Tradisi Metatah di Bali atau dikenal dengan sebutan tradisi potong gigi. (Youtube Rusmina Dewi)

SuaraBali.id - Tradisi Metatah di Bali atau dikenal dengan sebutan tradisi potong gigi bertujuan untuk menolak bala hingga mensucikan diri. Asal usul Tradisi Metatah ini menarik dibahas.

Tradisi upacara adat potong gigi atau orang Bali menyebutnya Mepandes, Metatah, atau Mesanggih untuk mengikir atau meratakan enam buah gigi taring yang ada di deretan gigi bagian atas yang harus dilakukan baik laki-laki maupun perempuan secara turun temurun.

Upacara Metatah ini dianggap sakral dan diwajibkan bagi anak-anak yang mulai beranjak dewasa, baik laki-laki maupun perempuan terutama bagi anak perempuan yang telah datang bulan atau menstruasi, sedangkan untuk anak laki-laki yang telah memasuki masa akil baliq atau melalui masa pubertas.

Upacara Metatah ini diartikan sebagai pembayaran hutang oleh orang tua ke anaknya karena teah menghilangkan keenam sifat buruk diri manusia.

Baca Juga:Wisata Bali: Kawi Resort Bali Menyasar Pasar Domestik untuk Atasi Krisis Pandemi

Di mana keenam sifat buruk tersebut juga disebut dengan sad ripu yang harus dibersihkan antara lain hawa nafsu, rakus atau serakah, kemarahan, mabuk membutakan pikiran, perasaan bingung, iri hati atau dengki.

Nora Alexandra Philip ketika menjalani acara potong gigi. [Instagram]
Nora Alexandra Philip ketika menjalani acara potong gigi. [Instagram]

Di mana sifat-sifat tersebut dapat merugikan dan membahayakan bagi anak-anak yang akan beranjak dewasa dikemudian hari.

Selain itu Metatah juga bermaknsa untuk menemukan hakekat manusia sejati yang terlepas dari belenggu kegelapan dari pengaruh Sad Ripu dalam diri manusia.

Upacara Metatah dapat dirangkai dengan upacara ngaben atau pawiwahan atau pernikahan yang dilakukan oleh pendeta atau sulinggih.

Prosesi Metatah dapat dilakukan di beberapa tempat seperti dapur, meten atau gedong, halaman depan rumah di depan meten, dan tempat yang dianggap suci di dalam rumah.

Baca Juga:Pelatih Bali United Sambut Positif Gelaran Piala Wali Kota Solo

Nora Alexandra bersama Jerinx SID setelah menjalani acara adat potong gigi. [Instagram]
Nora Alexandra bersama Jerinx SID setelah menjalani acara adat potong gigi. [Instagram]

Hal pertama yang dilakukan adalah memanjatkan doa kepada Bhatara Hyang Guru, setelah itu menyembah Ibu dan Bapak, Ngayab caru ayam putih semacam sesajen, Air suci kepada Bhatara Hyang Guru, kemudian menulis gigi dengan wijaksara dan dipahatnya sebanyak tiga kali.

Gigi tersebut akan dipotong kurang dari 2 mm, gigi yang telah dipotong akan diletakkan di atas sebuah kain berwarna coklat kekuningan, kemudian didoakan bersama dengan sepiring sesaji.

Meskipun upacara ini terlihat cukup sederhana jangan salah, banyak orang yang menunda karena mahalnya biaya Metatah yang dilakukan perorangan, dan akhirnya sebagian masyarakat Bali melakukannya secara massal.

Kontributor : Kiki Oktaliani

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak