SuaraBali.id - Toya Babah, sumber mata air alami yang ada di antara perbatasan Desa Muncan dan Desa Padangaji, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem belakangan mulai ramai dikunjungi.
Dikutip dari BeritaBali.com, jaringan SuaraBali.id, pemandangan alam yang masih asri dan air yang sangat jernih menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung untuk datang ke Toya Babah. Lokasinya menarik, pengunjung bisa mandi untuk melepas penatnya rutinitas.
Keberadaan mata air ini mulai dikenal, tak hanya warga lokal. Warga dari luar Kabupaten Karangasem juga banyak yang datang untuk menikmati dingin dan jernihnya air Toya Babah.
Seperti salah satu pengunjung bernama Gus Andi misalnya. Lelai asal Denpasar ini tahu lokasi Toya Babah atas rekomendasi salah seorang temannya yang tinggal di sekitar Desa Muncan.
Baca Juga:Jujur Mengkritik Presiden Sukarno, Seniman Bali Ini Awet Sebagai Sahabat
"Saya diberitahu teman saya asal sini bahwa di wilayah Desa Muncan ada mata air yang sangat jernih. Saya langsung ke sini. Begitu sampai, rasanya sangat luar biasa, airnya benar-benar jernih. Di Denpasar sulit menemukan air jernihnya seperti ini," ujarnya sambil berendam.
Dalam pandangannya, Toya Babah ini memiliki potensi yang sangat luar biasa dan harus dipertahankan. Jika ditata dan dikelola dengan baik, pasti akan menjadi daya tarik untuk mendatangkan wisatawan. Namun terpenting menjaga kelestarian mata airnya, sehingga tetap bersih dan asri.
Sementara itu, menurut salah seorang warga setempat bernama Kadek Ewid yang berjualan di dekat lokasi mata air, nama Toya Babah berdasarkan cerita yang ia ketahui berawal dari munculnya air dari celah tebing batu.
"Menurut cerita, katanya dulu air muncul dari celah bebatuan dan jatuh menyerupai air terjun dan dianggap air bah oleh warga saat itu, sehingga dinamai Toya Babah," kata Kadek Ewid, Sabtu (05/06/2021).
Ia juga mengatakan, pengunjung yang datang cukup ramai terutama saat hari libur. Di hari-hari biasa, meskipun tidak ramai, pasti ada saja orang yang datang untuk berendam di bawah mata air.
Baca Juga:Wisata Bali: Pendapatan Asli Desa dari Rest Area Jalan Tol Gilimanuk - Mengwi
Ia berharap pengunjung yang datang agar ikut menjaga kelestarian lingkungan mata air dengan tidak membuang sampah secara sembarangan.
"Pengunjung masih suka buang sampah sembarangan, padahal sudah berulangkali saya ingatkan bahkan sudah saya sediakan tong sampah, tetapi ada saja yang masih buang sampah sembarangan," ungkapnya.
Terkait potensi yang dimiliki, Perbekel Desa Muncan, I Wayan Tunas saat dihubungi mengatakan bahwa memang benar alur mata air berada di beberapa wilayah dusun yang berbeda.
Untuk yang mengalir ke wilayah Desa Muncan ada rencana ditata di saat mendatang, sambil berkordinasi dengan para pemilik lahan yang dilalui.
"Rencana ada, kami akan telusuri pemilik lahan dulu, untuk tahap awal kami jaga kebersihannya dengan memasang sekat-sekat besi agar sampahnya tidak sampai ke hilir," ucap Perbekel, Wayan Tunas.