Legenda Men Brayut Besarkan 18 Anak, Kisah Perempuan Kuat Bali

Men Brayut banyak dijadikan teladan bagi para wanita dan ibu dalam berjuang membesarkan anak-anaknya.

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 04 Juni 2021 | 17:02 WIB
Legenda Men Brayut Besarkan 18 Anak, Kisah Perempuan Kuat Bali
Legenda Men Brayut Bali (ist)

SuaraBali.id - Legenda Men Brayut. Sosok tangguh Men Brayut melahirkan 18 anak dan suaminya justru mendapatkan kebahagiaan atau dharma. Men Brayut menjadi sosok perempuan Bali yang kuat dan dikisahkan lintas zaman.

Men Brayut banyak dijadikan teladan bagi para wanita dan ibu dalam berjuang membesarkan anak-anaknya.

Cerita Men Brayut juga tertulis dalam gagurita dengan pupuh Tikus Kapating (Sinom) Men Brayut merupakan cerita rakyat yang kerap dijadikan dongeng sebelum tidur.

Namun seiring berjalannya waktu, cerita rakyat ini tak lagi banyak diceritakan.

Baca Juga:Investasi Kelautan dan Perikanan, Jembrana Bali Bersiap Jadi Pangkalan Hasil Perairan

Brayut merupakan keluarga petani, penganut Buddha, yang merayakan Hari Raya Galungan.

Suami Pan Brayat memasak sesajen berupa berbagai macam olahan daging babi.

Sedangkan Men Brayut masih terlelap tidur karena lelah mengurus ke-18 anaknya termasuk satu yang berada di dalam kandungan. Tingkah anak-anaknya membuat ibu terkuras dan tidak terurus.

Ketika Men Brayut bangun, ia langsung menuju ke dapur untuk menyantap berbagai makanan yang sudah suaminya siapkan sebagai sesajen.

Men Brayut melahap semua makanan tersebut tanpa mempedulikan anak-anaknya yang menangis, Pen Brayut yang mendengar hal tersebut kemudian memarahi Men Brayut.

Baca Juga:Viral Video Porno Bule Pesta Seks di Vila Canggu Kuta Bali, Diikuti Cewek Indonesia

Keduanya kemudian berdebat terkait banyaknya anak yang lahir, sang suami menyalahkan sang istri, sedangkan sang istri membela dirinya dengan mengatakan kepada sang suami ia tak mampu mengendalikan nafsu birahinya.

Kemudian Pan Brayut belajar ilmu ketuhanan pada seorang Guru bijak bernama pangeran Jembong, yang mengasai ajaran agama Buddha.

Setelah mendapatkan banyak pelajaran, atas karunia Tuhan, Ilmu Pan Brayut disempurnakan. Singkat cerita Pen dan Men Brayut meninggalkan anak-anaknya yang telah beranjak dewasa dan menikah.

Brayut meninggalkan keluarganya untuk menjadi Bhiksuka dan Wanaprasta, denga mendirikan pasraman di arah timur keluarga.

Keluarga Brayut kini melegenda, bahkan ada tempat pemujaan Brayut di desa Samuan Candi Desa, Kabupaten Karangasem, berupa arca seorang perempuan yang sedang dikerubuti oleh anak-anak.

Selain itu menurut penelitian Wayan Budi Utama pada lontar Gagurtan Brayut, mereka adalah keluarga yang berhasil medidik ke-18 anaknya- anaknya meskipun karakter anak berbeda-beda.

Serta dengan banyaknya anggota keluarga Brayut mereka tetep mampu bertahan hidup dalam kesederhanaan, hingga semua anak memiliki kehidupannya masing-masing.

Kegigihan, Ketulusan keluarga Brayut dan kerjasama antara Pen Brayut dan Men Brayut adalah kisah teladan yang patut dicontoh semua orang.

Kontributor : Kiki Oktaliani

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini