SuaraBali.id - Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun disemprot Ferdinand Hutahaean, mantan politisi Partai Demokrat. Sebab Cak Nun menyebut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak sekolah.
Hal itu diungkap Ferdinand Hutahaean lewat cuitannya di Twitter, Sabtu kemarin. Dalam kicauannya itu, Ferdinand Hutahaean menilai Megawati meskipun tak sekolah lebih sukses dibanding hidup Cak Nun.
“Faktanya orang tak sekolah itu lebih sukses dari hidupmu Nun..!!” cuit Ferdinand Hutahaean.
Ferdinand Hutahaean juga beranggapan, Megawati lebih kuat dan berkuasa dibanding budayawan kondang tersebut.
Baca Juga:Keras, Kritik Cak Nun ke Megawati: Ia Gak Bergaul di Kampung, Dia di Istana Sejak Kecil
“Dia lebih kuat, lebih berkuasa dan lebih segalanya darimu,” ujar Ferdinand Hutahaean.
Maka dari itu, Ferdinand Hutahaean meminta kepada Cak Nun agar tidak membandingkan hidupnya dengan kehidupan orang lain lantaran hal itu menurutnya tidak pantas.
Selain itu, menurutnya, Cak Nun juga tidak sepadan dengan Megawati Soekarnoputri dan tak layang dibandingkan.
“Membandingkan hidupmu dengan hidup orang yang kau rendahkan itu tak pantas, kau tak sepadan dan tak layak dibandingkan,” tuturnya.
Tak hanya itu, Ferdinand Hutahaean juga menyinggung soal keimanan Cak Nun yang menurutnya belum tentu lebih beriman dibandingkan orang lain.
Baca Juga:Cak Nun Sebut Banyak Bendera Parpol, Sampai Bendera Indonesia Hilang
“Soal iman? Belum tentu kau lebih beriman,” tegasnya.
Sebelumnya, Cak Nun menyindir Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, putri Bung Karno itu tak punya ilmu karena tidak sekolah.
Hal itu diungkapkan Cak Nun lewat video ceramah lawasnya yang tayang di kanal Youtube Ach Sin.
Dalam video berjudul ‘Cak Nun: Megawati Tak Pernah Sekolah’ tersebut, awalnya Cak Nun terkait fenomena kenegaraan di Indonesia.
Ia menilai, banyak pejabat atau elit partai politik yang lebih mementingkan kelompoknya, ketimbang masyarakat umum.
Padahal, kata Cak Nun, dalam konsep bernegara mereka yang memiliki jabatan mestinya lebih banyak bicara mengenai bangsa dan kemaslahatan orang banyak.
“Bendera (partai) jangan terlalu banyak-banyak, sampai bendera Indonesia dihilangkan. Sekarang saya tanya, kalau kalian orang PKB, tanya sama PKB, lebih penting mana PKB atau Republik Indonesia? Kalau yang lebih penting PKB, salah atau benar? Salah kan? Sekarang parpol mana yang lebih mementingkan Indonesia dibanding parpol-nya?” kata Cak Nun.
Ia pun menilai fenomena serupa juga di tubuh PDIP. Kendati menjabat sebagai presiden, namun Jokowi hanya diposisikan sebagai petugas partai atau anak buah Megawati.
Sehingga, menurut Cak Nun, secara tak langsung Jokowi tidak memiliki kekuasaan penuh terhadap negara.
“Sampai hari ini, Megawati mengatakan Jokowi tetap petugas partai. Jadi (menurutnya) Indonesia itu bagian dari PDIP, bukan PDIP bagian dari Indonesia. Salah atau benar? Salah. Tapi jangan salahkan Mega, karena dia enggak ngerti,” tandasnya.
Cak Nun pun mengaku tak heran seandainya Megawati lebih mengutamakan kepentingan kelompoknya ketimbang masyarakat luas.
Pasalnya, lanjut Cak Nun, Megawati hampir tak pernah bersentuhan langsung dengan masyarakat sebab sejak kanak-kanak hidupnya sudah enak dan serba berkecukupan.
Cak Nun dalam tayangan video itu juga menilai Megawati Soekarnoputri kurang terampil dalam pemahaman akademis. Bahkan, menurutnya, bekal keilmuwan Ketua Umum PDIP tersebut terkesan minim karena tidak sekolah.
“Dia enggak punya ilmu buat memahami itu, dia enggak sekolah, dia enggak pernah menjadi manusia biasa seperti Anda. Bergaul di kampung-kampung enggak pernah. Sejak kecil beliau itu anak presiden di istana,” ujarnya.