Perajin Tempe Mogok karena Harga Kedelai Naik Mulai Jumat Hari Ini

Kondisi itu disebabkan harga kedelai melambung tinggi. Jika dipaksakan membuat tahu ongkos produksi tidak mampu ditutupi.

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 28 Mei 2021 | 07:10 WIB
Perajin Tempe Mogok karena Harga Kedelai Naik Mulai Jumat Hari Ini
Pengrajin tempe. (Suara.com/Anggy Muda)

SuaraBali.id - Perajin tempe mogok hari ini, Jumat (28/5/2021). Sejumlah perajin tahu asal Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB), sudah berhenti produksi lebih awal, sejak kemarin.

Kondisi itu disebabkan harga kedelai melambung tinggi. Jika dipaksakan membuat tahu ongkos produksi tidak mampu ditutupi.

"Memang kita ikut mogok besok. Tapi produksi di sini sudah libur sejak hari ini karena harga kacang tak mampu saya tutupi dari hasil jual," kata Ipan Sopandi (42), salah satu perajin tahu Sumedang di Desa Karangtanjung, Kecamatan Cililin.

Menurutnya, harga kedelai terakhir ia beli berada di angka Rp1.060.000 per kuintal.

Baca Juga:Produsen Tahu dan Tempe di Jabar Diminta Tidak Mogok Produksi

Ipan memutuskan berhenti produksi hari ini karena terjadi kenaikan pula pada komoditi minyak goreng yaitu Rp14.500 per kilogram.

Perajin tempe mendoan sedang memproduksi di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, Kamis (7/1/2021). (Suara.com/Anang Firmansyah)
Perajin tempe mendoan sedang memproduksi di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, Kamis (7/1/2021). (Suara.com/Anang Firmansyah)

"Tahu Sumedang memang terkenal dengan tingginya ongkos produksi, karena harus beli minyak goreng. Sekarang yang naik dua-duanya," tambah Ipan.

Hasil produksi tahu yang dibuat Ipan biasa dipasok untuk kebutuhan Pasar Cihampelas dan Pasar Cililin.

Total tahu yang dibuat tiap hari minimal 5.000 biji dengan harga tiap biji Rp200.

Dengan hitungan harga kedelai normal, Ipan bisa meraup untuk untung Rp400 ribu. Hasil itu bersih setelah dibagi gaji kepada 4 karyawan dan dikurangi biaya bahan baku.

Baca Juga:Bujuk Produsen Tahu agar Tak Mogok, Pemprov Jabar: Pemerintah tidak Diam Kok

"Untungnya juga kecil. Apalagi sekarang kedelai dan minyak naik, ya mending saya libur daripada rugi," paparnya.

Perajin tempe menyelesaikan proses pembuatan kedelai mejadi tempe. (Antara/M Risyal Hidayat)
Perajin tempe menyelesaikan proses pembuatan kedelai mejadi tempe. (Antara/M Risyal Hidayat)

Selama 3 hari aksi mogok dilaksanakan, perajin tahu akan berbenah pabrik sambil berharap ada solusi konkrit dari pemerintah.

Jika aksi mogok telah berakhir namun belum ada solusi harga kedelai turun, Ipan akan mengikuti arahan dari Paguyuban Tahu Tempe. Walaupun bakal memberatkan pembeli, salah satu solusi adalah dengan menyesuaikan harga satuan tahu jika harga kedelai tetap tinggi.

"Kita pakai momen ini untuk bersih-bersih pabrik, sambil menunggu hasil. Mau enggak mau, harga harus disesuaikan agar kita enggak jatuh bangkrut. Mudah-mudahan konsumen bisa mengerti dengan kondisi ini," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak