Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu Gede Prayitna Dewi dari Universitas Hindu Indonesia yang berjudul "Simbol Trimurti Dalam Payas Agung Pengantin Bali" Simbol Trimurti tersebut di dapat dari hiasan kepala yang meggunaan Cempaka Kuning sebagai lambang Dewa Brahma, Cempaka putih merupakan lambang Dewa Siwa, dan kenanga sebagai lambang Dewa Wisnu.
Payas Agung untuk laki-laki biasanya ditambahkan dengan keris, sdangkan bagi wanita menggunakan kain atau sesanteng yang dililitkan dibagian tubuh atas, dan menggunakan kain songket untuk bawahan.
2. Payas Madya
Payas Madya berada dibawah tingkatan Payas Agung namun lebih fleksibel untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari.
Payas Madya berarti busana atau riasan yang sedang atau menengah.
Baca Juga:Telah Beristri dan Begal Payudara Pesepeda di Kemayoran, HP Tak Kuat Tahan Nafsu
Kelengkapan payas Madya untuk perempuan adalah menggunakan kebaya, dan kamen yaitu kain lembaran yang dililitkan di pinggang hingga menutupi pergelangan kaki dan selendang, yang dipakai di pinggang di luar kebaya
3. Payas Alit
Payas Alit merupakan baju atau pakaian tradisional yang sering digunakan masyarakat Bali untuk sembahyang ke Pura.
Payas Alit seperti namanya Alit yang dalam bahasa Bali dan Jawa berarti kecil atau sederhana, bisa diartikan Payas Alit merupakan busana yang sederhana.
Payas Alit biasanya digunakan untuk kegiatan seperti melakukan bersih bersih ke pura, atau membantu tetangga jika mempunyai acara keagamaan.
Baca Juga:Menegangkan! Detik-detik Pemobil Kejar Pelaku Begal Payudara hingga Ketangkap
Terlepas dari ketiga pakaian adat diatas yang fungsinya banyak digunakan untuk acara keagamaan, Perempuan Bali kuno yaitu pada tahun 1950-an pakaian pakaian adat wanita Bali tak mengenal penutup dada.