Dibongkar Lagi! Bahan Baku Vaksin Nusantara Terawan Kebanyakan Impor

Sehingga tidak tepat jika vaksin Nusantara Terawan ini disebut asli Indonesia.

Pebriansyah Ariefana
Kamis, 15 April 2021 | 17:13 WIB
Dibongkar Lagi! Bahan Baku Vaksin Nusantara Terawan Kebanyakan Impor
Petugas medis melakukan pemeriksaan Vaksin Nusantara di RSUP Kariadi Semarang. [Suara.com/Dafi Yusuf]

SuaraBali.id - Bahan baku vaksin Nusantara Terawan ternyata kebanyakan dari luar negeri atau impor. Sehingga tidak tepat jika vaksin Nusantara Terawan ini disebut asli Indonesia.

Hal itu dibongkar oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

BPOM menilai pengembangan vaksin dalam negeri ini tak memenuhi kaidah-kaidah dalam pembuatan vaksin.

Mengingat besarnya dampak pada kesehatan masyarakat luas jika akhirnya diedarkan secara luas, BPOM merasa penting untuk mengawasi secara ketat pengembangan semua vaksin, termasuk Vaksin Nusantara.

Baca Juga:Siti Fadilah Dukung Vaksin Nusantara, Begini Respon Epidemiolog

Selain itu, Vaksin Nusantara ternyata tak sepenuhnya vaksin buatan dalam negeri. Hampir Semua Komponennya Impor, seperti dilansir Solopos.com.

Komnas Penilai Khusus Vaksin Covid-19 dalam workshop di Jakarta baru-baru ini menyebut salah satu catatan untuk Vaksin Nusantara adalah antigen yang digunakan tidak diproduksi sendiri. Karenanya, relevansinya dengan strain Covid-19 yang ada di Indonesia, dipertanyakan.

Peneliti Vaksin Nusantara di RSUP Kariadi  Semarang [Suara.com/Dafi  Yusuf]
Peneliti Vaksin Nusantara di RSUP Kariadi Semarang [Suara.com/Dafi Yusuf]

"Kalau kita bicara Vaksin Nusantara, maka antigennya itu bukan dari virus Indonesia. Tapi didapatkan dari Amerika yang kita tidak tahu persis sebetulnya bagaimana sequence genomic-nya dan strain virus apa yang didapat dari Amerika," kata Dr dr Anwar Santoso, SpJP(K), Selasa (13/4/2021) lalu.

Dalam evaluasi uji klinis vaksin nusantara oleh BPOM, penggunaan komponen dari Aivita Biomedical Inc, perusahaan Amerika Serikat yang menyokong riset Vaksin Nusantara, juga menjadi salah satu catatan utama.

"Semua komponen utama pembuatan vaksin dendritik ini diimpor dari AS [meliputi antigen, GMCSF, medium pembuatan sel, dan alat-alat untuk persiapan]," tulis Kepala BPOM, Penny K Lukito dalam rilisnya, Rabu.

Baca Juga:Dinilai Tak Ikuti Aturan, Epidemiolog Minta Nama Vaksin Nusantara Diganti

Selain itu, untuk dilakukan transfer teknologi sehingga bisa dibuat di Indonesia, menurut BPOM bakal makan waktu sangat lama. Ini karena Aivita Biomedical Inc belum memiliki sarana produksi untuk produk biologi. Butuh 2-5 tahun untuk mengembangkannya di Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak