Nyepi dalam semangat revolusi
Suasana perayaan Nyepi di Bali turut diwarnai suasana sosial politik zamannya. Kalau pada zaman kolonial, kuasa atas budaya dan tradisi ada di tangan pemerintah penjajah, setelah kemerdekaan perayaan Nyepi diwarnai semangat kebangsaan dan revolusi.
Tahun 1960-an, ketika semangat revolusi sedang berobar-kobar, ucapan-ucapan untuk perayaan Nyepi juga berisi kata-kata "revolusi". Hal ini bisa dilihat dari iklan-iklan ucapan selamat Nyepi yang dipasang di surat kabar saat itu.
Antara lain ucapan dari Gubernur Bali pada 1966. Iklan itu berisi harapan, yang berbunyi, "Agar Ida Sang Hyang Perama Kawi melimpahkan harapanNya kepada seluruh warga, dalam menunaikan tugas memenangkan revolusi yang mahabesar untuk mencapai keagungan dan kejayaan Nusa dan Bangsa Indonesia yang adil dan makmur."
Baca Juga:Tradisi Ngembak Geni dan Maknanya Bagi Umat Hindu
Pesan serupa juga terlihat dalam iklan Nyepi yang dipasang PT GIEB (Gabungan Impor dan Ekspor Bali). Iklan untuk Nyepi 1966 itu berisi ajakan kepada masyarakat menyambut Nyepi dengan "prihatin". Kemudian dituliskan, "Mari kita tingkatkan kewaspadaan untuk menyelesaikan revolusi guna memenuhi Ampera".
Ampera artinya amanat penderitaan rakyat. Dan di saat itu, ucapan Nyepi dijadikan arena untuk menyisipkan pesan politik.
(bersambung halaman berikutnya)