Niat Kerja di Malaysia untuk Kuliahkan Anak, Pria Lotim Malah Bernasib Pilu

Sulhan kini hanya bisa pasrah.

Husna Rahmayunita
Selasa, 26 Januari 2021 | 19:16 WIB
Niat Kerja di Malaysia untuk Kuliahkan Anak, Pria Lotim Malah Bernasib Pilu
Ilustrasi priamenangis. (Pexels)

SuaraBali.id - Harapan Sulhan untuk bekerja di Malaysia demi masa depan anak-anaknya pupus. Padahal dia berniat jadi pekerja migran Indonesia (PMI)

Namun belum juga sampai Malaysia, pria asal Lenek, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut malah bernasib malang.

Dia yang berangkat bersama lima saudaranya malah diamankan TNI lantaras mencoba masuk ke Malaysia lewat jalur ilegal di perbatasan Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar).

Mereka sebelumnya ditangkap pada Minggu (24/1/2021) malam, di JIPP sektor kiri wilayah Pos Kotis Gabma Entikong Satgas Pamtas Yonif 642/Kps karena mencoba memasuki negara orang melalui jalur tikus.

Baca Juga:Dibagikan Cuma-cuma, Pria Beri 100 Tablet Android untuk Siswa Kurang Mampu

"Kami ditangkap kemarin. Ceritanya pakai ojek dari penampungan Balai Karangan ke Entikong. Belum sempat sampai hutan, kami ditangkap TNI di perbatasan sana," kisah Sulhan.

Sulhan dan lima saudaranya yakni Ani, Gupran, Said, Mardin dan Anwar, diterbangkan agen dari Lombok dan berada di Kalimantan Barat sejak 26 Desember 2020. Mereka ditampung Pontianak selama sepekan oleh agen yang menjanjikan pekerjaan.

Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan BP3TKI Pontianak, Andi Kusuma Irfandi berbincang dengan enam WNI yang diamankan di Entikong, Senin (25/1/2021) malam. (Suara.com/Ocsya Ade CP)
Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan BP3TKI Pontianak, Andi Kusuma Irfandi berbincang dengan enam WNI yang diamankan di Entikong, Senin (25/1/2021) malam. (Suara.com/Ocsya Ade CP)

Setelah berkoordinasi dengan agen di Sarawak, Malaysia, akhirnya mereka dipindahkan ke rumah penampungan di Balai Karangan, Kabupaten Sanggau. Di penampungan yang tidak jauh dari perbatasan negara ini, mereka hanya makan dan tidur tanpa kerja selama tiga pekan.

"Kami tidak tahu. Tahunya cuma menunggu perintah lewat telepon dari agen, baru kami berangkat. Ada agen yang jemput kami di Malaysia. Kami jalan kaki dari Entikong mau lewat hutan. Yang memandu, jalan duluan nunggu di hutan. Eh, kami yang tertangkap, dia tidak," ceritanya.

Aksi yang dilakukan Sulhan dan lima saudaranya ini terbilang nekat. Padahal, beberapa di antara mereka pernah bekerja di Malaysia melalui jalur resmi.

Baca Juga:Minim Pendonor, PMI Ogan Komering Ulu Kekurangan Stok Darah

Pada 2014 lalu, Sulhan pernah bekerja secara resmi di kebun sawit di Malaysia bagian barat, yakni Johor Baru. Tapi, karena kondisi pandemi saat ini, membuat mereka nekat lewat jalur ilegal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak