5. Pikir Dua Kali untuk Cari Untung dari Asuransi
Manfaatkan asuransi untuk kebutuhan proteksi atau perlindungan atas risiko saja, dan belilah asuransi kesehatan atau asuransi jiwa dengan manfaat murni untuk perlindungan kesehatan maupun jiwa.
Tidak sedikit asuransi yang ditawarkan bersamaan dengan paket investasi. Satu hal yang harus Anda ketahui adalah, iuran premi untuk asuransi dengan fitur ini, akan dibagi menjadi dua, yaitu untuk kebutuhan proteksi dan asuransi.
Asuransi dengan fitur investasi sejatinya berguna untuk membuat nasabah tidak lagi bingung dalam hal investasi.
Namun dengan iuran bulanan yang dibagi dua antara proteksi dan investasi, besar kemungkinan proteksi maupun investasi jadi kurang maksimal.
Di samping itu risiko investasi juga sepenuhnya ditanggung nasabah.
Baca Juga:Bisa DP Rumah, 7 Cara Mengelola Gaji Rp 5 Juta bagi Pasutri Tanpa Anak
Usahakan sebisa mungkin untuk mengalokasikan dana maksimal 10% dari pemasukan bulanan dan tidak lebih, untuk kebutuhan proteksi.
6. Tetap Sisihkan Uang untuk Investasi Sesuai Tujuan
Setiap bulannya, Anda tetap harus memprioritaskan pengeluaran untuk berinvestasi guna memenuhi tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
Mengingat pengeluaran untuk hal-hal yang bersifat keinginan sedang dikurangi, maka ini adalah saat yang tepat untuk meningkatkan investasi Anda.
Tuliskan secara detail hal-hal yang menjadi tujuan Anda di jangka pendek maupun jangka panjang. Tuliskan pula berapa uang yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan itu di masa depan dengan menggunakan estimasi inflasi tahunan.
Lalu pilihlah berbagai instrumen investasi yang cocok dengan profil risiko Anda.
Baca Juga:Bokek Saat Pandemi, 7 Kebiasaan Kecil Ini Bisa Menghemat Uang Anda
Bila Anda memiliki profil risiko konservatif atau sedang mencari investasi dengan imbal hasil tetap, pilihlah surat berharga negara, contohnya ORI018 yang ditawarkan hingga 29 Oktober lalu sebagai alternatif deposito.
Tujuan Pemerintah RI menerbitkan ORI018 adalah untuk mengajak publik terlibat dalam program pemulihan ekonomi dan pembangunan nasional, pascapandemi COVID-19.
ORI018 memiliki kupon imbal hasil tetap sebesar 5,70% per tahun. Meski jatuh tempo dari surat berharga ini adalah tiga tahun, namun Anda bisa menjualnya di pasar sekunder jika Anda membutuhkan dana untuk kebutuhan mendesak.
Mengingat ini adalah surat utang negara, maka keamanannya pun sudah dijamin.
Dengan menjualnya di pasar sekunder, Anda berpotensi mendapat potensi keuntungan capital gain. Di samping itu, pajak final dari ORI018 juga hanya sebesar 15% atau lebih kecil dari deposito.
7. Untuk Hal yang Bersifat Keinginan, 10% dari Pemasukan Sudah Cukup
Self reward atau memanjakan diri dengan membeli barang yang sifatnya keinginan memang bukan merupakan hal yang dilarang dalam perencanaan keuangan. Hal ini merupakan sebuah cara untuk mengapresiasi diri setelah kita bekerja keras, agar kita lebih bahagia dan terlepas dari stres.
Tidak ada salahnya untuk mengalokasikan 10% dari pemasukan bulanan kita setiap bulan untuk keperluan ini.
Namun patut diingat bahwa, hal yang bersifat hiburan atau gaya hidup akan terasa seperti air laut. Semakin banyak kita meminumnya, maka kita akan menjadi semakin haus.
Kebutuhan akan gaya hidup tentu tidak akan ada habisnya. Maka dari itu, bijaklah dalam menganggarkan dana untuk kebutuhan ini.
Itu cara mengatur konsumsi dan mengelola pengeluaran bulanan di masa pandemi Covid-19.