SuaraBali.id - Meski muncul penolakan, anggota DPD RI asal Bali Arya Wedakarna alias AWK mengaku tetap menjadwalkan kunjungan ke Nusa Penida.
AWK tak mau ambil pusing terhadap reaksi sejumlah warga yang menolak kedatangannya.
Diduga reaksi warga itu dipicu video yang beredar di media sosial di mana memuat pernyataan AWK soal simbol agama Hindu. Pernyataan tersebut dianggap menyinggung keyakinan warga Nusa Penida.
Kendati demikian, AWK mengklaim mendapat banyak dukungan dari warga di Nusa Penida meski ada yang menolak.
Baca Juga:AWK Dipolisikan, Dulu Disorot karena Klaim Raja Majapahit Cabang Bali
"Warga yang menolak itu cuma segelintir, tidak sampai 100 orang. Bahkan saya banyak mendapatkan dukungan warga Nusa Penida," ujar AWK seperti dikutip dari Beritabali.com (jaringan Suara.com).
Senator 40 tahun itu menyadari meski dirinya ditolak, tetap akan berangkat ke Nusa Penida dalam waktu dekat ini. Ia optimis akan hadir disana.
"Untuk apa kita takut. Kita kan gak pernah merasa salah. Jangan salah loh warga Nusa Penida yang mendukung saya juga banyak sekali. Buat saya biasa-biasa saja," sambungnya.
Menurut AWK, dirinya sementara ini akan mencari waktu kapan bisa berangkat ke Nusa Penida. Selain itu dia mengatakan kedatangannya ke Nusa Penida bukan untuk mengklarifikasi tapi berhubungan dengan program kerja sebagai anggota DPD RI.
Ia juga menerangkan walau tidak dalam kapasitas melakukan klarifikasi, AWK akan tetap membuka dialog dengan warga setempat.
Baca Juga:Anggota DPD RI ke Pelajar: Seks Bebas Boleh Asal Pakai Kondom
"Tidak ada yang perlu diklarifikasi. Kita kerja saja. Ada kunjungan kerja. Mungkin kalau misalkan ada dialog, ya silahkan saja. Saya sih siap saja, terbuka. Silahkan saja yang pasti saya terbuka. Tapi kan urusan saya kan masih kerja. Sudah ada agendanya. Walaupun bukan dalam waktu dekat tapi menurut saya segera," ujarnya memungkasi.
Sebelumnya dikabarkan, ratusan warga dari berbagai elemen di Nusa Penida akan menggelar aksi damai pada Selasa (3/11).
Aksi ini bermaksud memrotes pernyataan AWK yang menyebut Ida Bhatara yang berstana di Pura Dalem Ped, Nusa Penida bukanlah dewa. Video itu telanjur viral hingga menuai kontroversi.