SuaraBali.id - Poster berisikan ajakan menggelar aksi kerusuhan di Bali beredar, Rabu (21/10/2020). Poster tersebut terpasang di sejumlah titik di Kota Denpasar.
Poster itu mengatasnamakan Aliansi Bali Tidak Diam dan mengajak warga untuk melakukan kerusuhan pada demonstrasi tolak Omnibus Law yang akan digelar Kamis (22/10).
Isinya seperti ini, "Mari kita kumpul untuk melakukan aksi unjuk rasa terhadap pemerintah, serang, hancurkan, jarah dan bakar".
Terkait beredarnya poster tersebut, Polda Bali beserta jajaran Polresta Denpasar turun tangan dan langsung melakukan penyelidikan.
"Itu brosurnya sudah kita dapat. Tapi pelaku-nya belum kita tahu siapa. Masih kita selidiki. Kalau sudah tahu kan sudah kami amankan, tapi sampai sekarang masih penyelidikan. Kalau kita lihat kan ada tulisan dari 'Bali Tidak Diam', tapi kita tidak tahu siapa yang pasang dan kapan dia pasang," ujar Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Syamsi saat dihubungi di Denpasar, Rabu malam.
Baca Juga:Pasca Demo di Kawasan Istana, Jalan Gajah Mada Jakarta Barat Kembali Dibuka
Ia menuturkan sejauh ini belum ada saksi yang bisa dimintai keterangan atas kejadian ini. Sedangkan terkait dengan pemasangan poster tersebut, diduga dilakukan ketika tidak ada orang. Sebaliknya, jika ada orang-orang di sana (TKP), mungkin tidak ada pihak yang berani pasang.
Dalam selebaran tersebut tertulis dari Aliansi Bali Tidak Diam atau kelompok gabungan mahasiswa yang menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Syamsi mengatakan pihaknya akan memanggil koordinator lapangan (korlap) Aliansi "Bali Tidak Diam" atau tidak, bahwa itu masih dalam penyelidikan.
"Itukan kita belum tahu siapa yang memasang. Kita selidiki dulu apakah mereka yang pasang atau tidak, masih ditindaklanjuti. Yang jelas itu kami menyelidiki dan fokus menyiapkan pasukan untuk pengamanan unjuk rasa yang dilakukan besok (22/10)," ucapnya.
Sementara itu, koordinator lapangan dari Aliansi Bali Tidak Diam, Abror Torik Tanjilla membantah brosur tersebut berasal dari teman-temannya.
"Ciri-ciri dari brosur yang dibuat dan disebarkan oleh aliansi Bali Tidak Diam hanya terdiri atas dua warna yaitu hitam dan putih dan tidak pernah ada narasi ajakan melakukan aksi kerusuhan seperti brosur yang dituduhkan kepada kami aliansi Bali Tidak Diam," ujar Abror menegaskan.
Abror menegaskan bahwa Aliansi Bali Tidak Diam, tidak pernah mencetak satu pun brosur yang berwarna selain warna hitam dan putih
Baca Juga:Waspada Cuaca Ekstrem di Bali
Pihaknya tidak pernah melakukan dan menginisiasi aksi kerusuhan. Kemudian, mengecam dan mengutuk oknum yang menginisiasi dan mengeksekusi pelepasan dan pengerusakan brosur asli aliansi Bali Tidak Diam.
"Anehnya, brosur yang benar dari Aliansi Bali Tidak Diam baru satu jam dipasang, sudah banyak yang dilepas dan sengaja dirusak oleh oknum-oknum tidak dikenal. Dengan dirobek dan dilepas dari perekat-nya," ungkap Abror. (Antara)