SuaraBali.id - Musisi Jerinx ditahan oleh Polda Bali, Selasa (12/8/2020). Dia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pencemaran nama baik dan ujaran kebencian Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Penahanan laki-laki yang memiliki nama asli I Gede Ari Astina ini seketika menjadi sorotan publik. Beragam reaksi pun muncul khususnya di media sosial.
Banyak yang memberikan dukungan dan semangat kepada Jerinx. Mereka menilai pihak berwajib semestinya membebasakan sang drummer band Superman is Dead (SID) tersebut lantaran unggahannya merupakan bentuk kritik.
Senada dengan hal itu, Tagar #BebaskanJRXSID menggema di linimassa Twitter pada Rabu (13/8/2020) pagi.
Baca Juga:Modus Minta Uang Keamanan, 2 Preman Peras di Patumbak Diringkus
Dukungan yang diberikan kepada Jerinx berasal dari berbagai kalangan, mulai dari sesama musisi, dokter, epidemolog hingga sutradara.
Dikutip dari hops.id--jaringan Suara.com, Dokter Berlian Idris secara gamblang menyebut Jerink tidak perlu ditahan.
Ia pun menyarankan agar IDI mempertimbangkan ulang laporannya terhadap Jerinx. Hal itu disampaikan Berlian Idris melalui akun Twitter pribadinya.
"Betapapun bikin dongkolnya Jerinx, ga perlu juga sampai ditahan. Tolong @PBIDI cabut kembali laporannya," cuitnya.
Dukungan juga diberikan oleh epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pandu Riono.
Baca Juga:Pulau Kundur Ditetapkan Zona Merah Covid-19, Ini Kata Bupati Karimun
Pandu Riono mempertanyakan tuntutan IDI kepada Jerinx. Baginya, IDI tak seharusnya melaporkan Jerinx.
"Kenapa harus ditahan dan dituntut ya? IDI tak perlu adukan, karena ia memang tidak faham. Beritahu saja dulu bahwa WHO itu sebenarnya pelayan untuk semua negara-negara di dunia yang setiap negara itu urunan agar WHO bisa berfungsi. IDI itu hanya organisasi profesi saja," ungkapnya.
Selain dua nama di atas, aktivis sekaligus sutradara Dandhy Laksono menyampaikan pembelaannya kepada Jerinx.
Melalui akun Facebook pribadinya, Dandhy Laksono mengunggah ilustrasi yang menampilkan gambar Jerinx dengan gambar bendera merah putih dan tiga burung merpati di belakangnya.
Ilustrasi tersebut kemudian dibubuhi tulisan #BebaskanJRXSID #SayaBersamaJRX.
Sebagai narasi, ia menilai kritik Jerinx pada IDI bermula dari kasus persalinan yang wajib menjalani tes Covid-19.
Dengan adanya penerapan ini, banyak kasus bayi meninggal karena orang tua tak punya biaya untuk untuk tes yang awalnya mencapai 400 ribu.
Menurut Dandhy Laksono, dari suara kritis Jerinx ini semakin menegaskan adanya konspirasi dagang dalam dunia kesehatan.
Pembuat film dokumenter Sexy Killers itu mengatakan kritikan Jerinx memperjelas bibit konspirasi dagang di sektor kesehatan yang sudah lama tertanam.
Dia menyontohkan hal klasik yaitu anggapan kini dokter atau rumah sakit selalu mendorong pasiennya melahirkan lewat operasi cesar. Belum lagi strategi pemasaran susu formula yang menggeser penggunaan ASI.
Dandhy Laksono menilai pelaporan terhadap Jerinx justru kian memperburuk situasi. Sebab, hanya karena melontarkan kritik bernada cemoohan, seseorang bisa diperkarakan ke polisi.
"Apakah kalau kita gantu ‘IDI petugas WHO’ akan lebih baik? Seperti ‘Presiden petugas partai’. Bagaimana dengan ‘IDI sahabat WHO’? atau ‘IDI sahabat perusahaan farmasi’? Apakah ‘sahabat’ bermakna lebih positif daripada ‘kacung’ dan tak akan terjerat UU ITE dan ditahan polisi?" tulisnya.
Sementara itu, rekan segrup band Jerinx yakni Bobby juga membagikan ilustrasi wajah Jerinx di akun Instagram pribadinya, @bobbybikul.
Vokalis SID tersebut memberikan semangat kepada sahabatnya yang tengah tersandung kasus hukum.
"Kebenaran akan menang.. stay strong, stay fight #bebaskanjrxsid #sayabersamajrx dan teruntuk @ikatandokterindonesia," tulis Bobby.