SuaraBali.id - Akhir Agustus 2020 mendatang, Personel TNI dan Polri dijadwalkan mengelar simulasi gabungan protokol pengamanan dan penyelamatan dalam rangka kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah kegiatan KTT G-20 dan KTT ASEAN 2023 mendatang di Labuan Bajo, Manggarai Barat.
Staf khusus Kementerian Pariwisata Bidang Keamanan, Inspektur Jenderal Polisi Adi Jayamarta bersama Kepala Polda NTT, Inspektur Jenderal Polisi Hamidin, Rabu (5/8/2020) mengatakan, simulasi itujuga diikuti sejumlah instansi terkait.
"Nanti direncanakan simulasi ini akan dihadiri dan disaksikan langsung Presiden Joko Widodo," katanya, kepada Antara.
Adi juga mengatakan segala persiapan untuk simulasi pengamanan tamu-tamu pertemuan KTT G-20 dan KTT ASEAN 2023 tengah disiapkan.
Baca Juga:Puluhan Tenaga Kesehatan di Riau Terkonfirmasi Positif COVID-19
Lebih lanjut, simulasi itu juga sekaligus ingin mengetahui sejauh mana kesiapan dari Polda NTT dan jajaran dalam rangka pengamanan kegiatan KTT G20 dan KTT ASEAN 2023 mendatang.
Sementara itu Hamidin mengungkapkan, Polda NTT siap mengamankan kegiatan KTT G-20 dan KTT ASEAN 2023 mendatang.
"Terkait kesiapan, kami siap mengamankan KTT G-20 dan KTT ASEAN 2023. Namun terkait pemenuhan fasilitas keamanan, saya berharap perlu penambahan personel polisi untuk menambah kekuatan," kata dia.
sejumlah personel yang dibutuhkan seperti, polisi pariwisata, Brimob, Polsek Komodo, terutama pada peningkatan status Polair yang ada sekarang di Labuan Bajo yakni, dari Pos menjadi Satuan.
Pada kesempatan yang sama, dia juga menyampaikan perlu ada peningkatan pengelolaan pariwisata di Labuan Bajo agar lebih baik dan menguntungkan untuk daerah.
Baca Juga:Padang Diguncang Gempa 5,2 SR, Kedalaman 14 Km
Menurutnya, selama ini pengelolaan pariwisata di Labuan Bajo tidak efektif sehingga dari daerah itu tidak mendapat keuntungan atau kerugian yang bisa dilihat dari PAD setempat sehingga pembangunan pariwisata di sana harus ditingkatkan.
"Saya berharap pemerintah daerah studi banding ke luar negeri sehingga nantinya pengelolaan pariwisata yang ada di Labuan Bajo dapat dikelola secara lebih baik dan dapat menguntungkan untuk daerah, karena selama ini yang saya liat pengelolaannya salah sehingga daerah tidak mendapatkan apa-apa atau dari aspek PAD kita rugi," pungkasnya.