- Bareskrim Polri mengungkap impor pakaian bekas ilegal di Tabanan, Bali, menetapkan tersangka ZT dan SB yang beroperasi sejak 2021
- Modus kejahatan melibatkan TPPU melalui usaha transportasi bus PT KYM dan toko pakaian, menggunakan aliran dana ilegal
- Penyidik menyita 846 bal pakaian bekas senilai Rp3,5 miliar, dengan total nilai transaksi impor mencapai Rp669 miliar
SuaraBali.id - Bareskrim Polri mengungkap praktik impor pakaian bekas ilegal berskala besar yang beroperasi di Kabupaten Tabanan, Bali.
Dalam kasus ini, penyidik menetapkan dua orang tersangka berinisial ZT dan SB, yang diketahui telah menjalankan bisnis ilegal tersebut sejak 2021 hingga 2025.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri, Brigjen Pol Ade Safri Simanjuntak, mengungkapkan bahwa ZT tidak hanya terlibat dalam impor pakaian bekas ilegal, tetapi juga melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Modusnya, ZT membangun usaha transportasi bus antar kota antar provinsi (AKAP) bernama PT KYM.
“Keuntungan dari penjualan barang ilegal tersebut digunakan untuk memperbesar usaha PT KYM yang bergerak di bidang transportasi bus serta toko pakaian milik tersangka,” ujar Ade saat konferensi pers di Denpasar, Senin (15/12/2025).
Hingga ditangkap, ZT tercatat memiliki tujuh unit bus dengan total nilai aset mencapai Rp15 miliar.
Bus-bus tersebut beroperasi melayani rute Surabaya–Bandung dan Surabaya–Jakarta.
Namun, Ade menegaskan, bus tersebut tidak digunakan untuk mengangkut pakaian bekas impor ilegal.
Selain usaha transportasi, ZT juga memiliki toko pakaian yang dikembangkan menggunakan hasil penjualan baju bekas impor tersebut.
Baca Juga: Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
Untuk menyamarkan aliran dana, ZT dan SB menggunakan rekening atas nama pihak lain sehingga transaksi seolah-olah berasal dari usaha legal.
“Ini merupakan modus yang lazim dilakukan pelaku kejahatan untuk menyamarkan asal-usul uang hasil tindak pidana agar terlihat sah,” jelas Ade.
Dalam pengungkapan kasus ini, polisi menggerebek sebuah gudang di Desa Dauh Peken, Kabupaten Tabanan.
Dari lokasi tersebut, petugas menyita total 846 bal pakaian bekas impor senilai sekitar Rp3,5 miliar.
Barang bukti tersebut bahkan dimuat menggunakan enam truk kontainer besar.
Selain pakaian bekas, penyidik juga menyita uang tunai dan saldo rekening senilai Rp2,5 miliar, tujuh unit bus, serta dua unit mobil.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Bisnis Impor Baju Bekas Ilegal di Tabanan, Tersangka Cuci Uang Lewat Bis AKAP
-
Apa Jasa Raden Aria Wirjaatmadja bagi BRI? Begini Kisahnya
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun