- Transaksi saham Bali September 2025 mencapai Rp4,8 triliun, tumbuh 72,5% dari tahun sebelumnya.
- Jumlah investor Bali melonjak menjadi 338.168 SID, didominasi oleh investor muda usia 18-25 tahun.
- Pertumbuhan ini didukung kegiatan literasi keuangan OJK yang telah menjangkau 610 ribu peserta.
SuaraBali.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat transaksi saham di Pulau Dewata pada September 2025 mencapai Rp4,8 triliun atau tumbuh 72,5 persen dibandingkan periode sama 2024 mencapai Rp2,8 triliun yang didominasi oleh investor muda.
“Investor pasar modal di Bali menunjukkan pertumbuhan double digit,” kata Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Bali, Minggu (7/12).
Ia menilai transaksi saham di Bali tumbuh agresif mengingat secara persentase juga tumbuh dua kali lipat dibandingkan periode sama 2024 yang saat itu tumbuh mencapai 32,4 persen.
Adapun nilai kepemilikan saham di Bali mencapai Rp6,21 triliun atau melonjak 30,4 persen dibandingkan September 2024 mencapai Rp5,09 triliun.
Sedangkan jumlah investor di Bali mencapai 338.168 orang berdasarkan jumlah rekening identifikasi tunggal (SID). Jumlah investor tersebut melejit dibandingkan periode sama 2024 mencapai 133.749 SID.
Puji menjelaskan pertumbuhan saham yang agresif di Bali tidak terlepas dari literasi dan inklusi keuangan yang dilakukan bersama lembaga jasa keuangan.
Hingga saat ini, pihaknya telah melaksanakan total 1.404 kegiatan literasi dan inklusi keuangan menyasar berbagai kalangan termasuk pekerja, pelaku usaha mikro, keccil, dan menengah (UMKM), petani, penyandang disabilitas, pelajar, dan mahasiswa, dengan total peserta mencapai 610 ribu orang.
Dalam edukasi itu, pihaknya juga menggandeng sekolah dan perguruan tinggi termasuk melalui program integrasi kuliah kerja nyata literasi dan inklusi keuangan (KKN LIK).
Sementara itu, Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Denpasar menambahkan berdasarkan umur, klasifikasi investor saham di Bali didominasi usia 18-25 tahun dengan persentase mencapai 30,1 persen, disusul usia 31-40 tahun sebesar 25,6 persen dan usia 26-30 tahun mencapai 24,4 persen.
Baca Juga: Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
Sedangkan investor berusia di atas 41 tahun mencapai 19 persen.
Apabila dirinci berdasarkan jenis pekerjaan, pekerja swasta mencapai 41 persen dan terbesar kedua adalah pelajar atau mahasiswa mencapai 18,3 persen.
Berdasarkan asal Investor, tiga besar berasal dari Kota Denpasar mencapai 32,6 persen, kemudian Kabupaten Badung mencapai 19,4 persen dan Kabupaten Buleleng mencapai 11,8 persen.
Selain itu, sudah ada 29 galeri investasi di Bali dengan menggandeng perguruan tinggi, hingga asosiasi lembaga jasa keuangan yang ikut berkontribusi mendorong peningkatan jumlah investor saham.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Sinergi Perusahaan Anak Dorong Kinerja BRI Tumbuh Solid pada Triwulan III 2025
-
Investor Muda Bali Serbu Bursa Saham: 1 dari 3 Investor Baru Berusia 18-25 Tahun
-
Ini 13 Restoran Langgar Aturan di Sawah Terindah Bali
-
Jalankan Program BRI Menanam Grow & Green, BRI Salurkan Bibit Pohon di Bandung
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!