- BMKG: Badai Seroja berpotensi terulang pada puncak musim hujan November 2025 hingga awal 2026.
- Peningkatan aktivitas siklon tropis berisiko memicu hujan ekstrem, banjir, & longsor di pesisir selatan
- Pemerintah daerah dan masyarakat diimbau waspada dan siaga terhadap potensi cuaca ekstrem.
SuaraBali.id - Badai Seroja yang pernah melanda Nusa Tenggara Timur pada April 2021 berpotensi terulang pada periode puncak musim hujan November 2025 hingga triwulan pertama 2026.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hal tersebut dimungkinkan seiring peningkatan aktivitas siklon tropis di sekitar perairan selatan Indonesia yang dimulai medio Oktober-November 2025 dan diperkirakan berlangsung hingga Maret atau April 2026.
“Dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas siklon tropis di sekitar perairan selatan sering memicu hujan ekstrem di wilayah pesisir. Kita ingat pada 2021 terjadi badai Seroja pada awal April, dan potensi seperti itu bisa terulang pada fase ini,” kata Kepala BMKG, Dwikorita dalam konferensi pers “Kesiapan Menghadapi Puncak Musim Hujan” di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).
Hal ini bisa dipicu oleh suhu muka laut yang lebih hangat dari normal di perairan selatan Indonesia, yang memperkuat penguapan dan meningkatkan energi pembentuk sistem tekanan rendah penyebab siklon tropis.
Fenomena tersebut dilaporkan dapat membawa dampak luas berupa angin kencang, hujan sangat deras, hingga badai besar yang berpotensi menimbulkan banjir, banjir bandang, dan tanah longsor di wilayah pesisir selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagian Maluku.
“Mulai November ini wilayah selatan Indonesia memasuki periode aktif siklon tropis yang dapat memengaruhi pola cuaca nasional. Kondisi ini berpotensi memperkuat curah hujan ekstrem di wilayah barat, tengah, hingga timur Indonesia,” ujarnya.
Dia juga memaparkan bahwa aktivitas atmosfer global seperti Madden Julian Oscillation (MJO) serta gelombang ekuatorial Rosby dan Kelvin turut memperkuat potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tengah dan timur Indonesia, sehingga memperbesar risiko cuaca ekstrem.
BMKG mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat agar meningkatkan kesiapsiagaan terhadap ancaman siklon tropis, dengan memantau peringatan dini cuaca dari BMKG serta menyiapkan langkah antisipatif di daerah rawan banjir dan longsor.
“Kami berharap masyarakat tidak panik, tetapi tetap siaga dan responsif terhadap setiap peringatan dini yang kami keluarkan,” kata Dwikorita. [ANTARA]
Baca Juga: 5 Rekomendasi Body Lotion SPF Harga Rp50 Ribuan : Tameng Kulit dari Panas Ekstrem
Berita Terkait
Terpopuler
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
Terkini
-
Bali Larang Botol Plastik di Bawah 1 Liter, Pengusaha Panik
-
BRI Perkuat Tata Kelola dan Akselerasi Kinerja Tahun 2026 dalam RUPSLB
-
BRI Bagikan Dividen Interim Tahun Buku 2025 Sebesar Rp137 per Saham
-
Motif Dendam Terungkap! Kronologi Pembunuhan Turis Spanyol di Hotel Senggigi
-
Mengapa Monyet di Hutan Ubud Dianggap Hewan Suci?