- Wariga adalah kalender tradisional Bali dengan siklus 210 hari untuk menentukan hari baik.
- Sistem ini menggabungkan siklus 30 wuku dan 5 pancawara untuk menentukan karakter setiap hari.
- Wariga berfungsi sebagai panduan hari baik untuk upacara, pernikahan, dan aktivitas penting lainnya.
SuaraBali.id - Di Bali, waktu tidak berjalan lurus dari detik ke menit, lalu ke hari dan tahun.
Waktu berputar dalam sebuah siklus kosmik yang agung, sebuah peta spiritual yang dikenal sebagai Wariga atau Pawukon.
Ini bukanlah kalender biasa yang hanya menandai tanggal merah.
Wariga adalah denyut nadi kehidupan, sebuah panduan suci yang menentukan kapan harus menanam, kapan harus menikah, dan kapan harus menggelar upacara untuk para dewa.
Jantung dari sistem berusia ratusan tahun ini adalah perpaduan dua "roda gigi" kosmik yang berputar bersamaan: Wuku dan Pancawara.
Bayangkan Wuku sebagai 30 babak dalam sebuah siklus besar 210 hari.
Setiap babak, seperti Sinta, Landep, atau Ukir, memiliki karakter dan energinya sendiri.
Sinta adalah babak permulaan yang penuh harapan, Landep membawa berkah kesuburan, sementara Ukir memancarkan aura kreativitas dan seni.
Sementara itu, Pancawara adalah siklus lima hari yang lebih pendek Paing, Pon, Wage, Kliwon, Umanis yang mewakili "warna" atau "suasana hati" dari setiap hari.
Baca Juga: Catat, Jadwal Dan Agenda Sanur Village Festival 2025 di Denpasar
Keajaiban Wariga terletak pada saat kedua roda gigi ini bertemu.
Kombinasi antara babak Wuku dan warna Pancawara menciptakan sebuah "tanda tangan" energi yang unik untuk setiap hari, seperti “Sinta Paing” atau “Landep Kliwon.”
Inilah yang dibaca oleh para tetua dan pendeta untuk menafsirkan apakah suatu hari membawa berkah atau justru potensi celaka.
Pada akhirnya, Wariga adalah cerminan filosofi hidup masyarakat Bali.
Ini adalah bukti bahwa manusia bukanlah penguasa waktu, melainkan bagian dari tarian alam semesta yang harmonis.
Dengan membaca Wariga, masyarakat Bali tidak sedang memprediksi masa depan, melainkan menyelaraskan langkah mereka dengan ritme kosmos, memastikan setiap tindakan dilakukan pada momen yang paling tepat untuk memohon restu dan perlindungan dari Tuhan.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026