- Proyek Kereta Cepat Whoosh diduga di-mark up karena biayanya jauh lebih mahal dari proyek sejenis.
- Biaya Whoosh $51 juta/km, sementara di China hanya $23 juta/km, sehingga dilaporkan ke KPK.
- Presiden Jokowi menyetujui proyek ini karena terpesona dengan teknologinya saat kunjungan ke China.
SuaraBali.id - Managing Director Political Economy and Policy Studies (Peps), Anthony Budiawan membongkar dugaan mark up dalam proyek Kereta Api Cepat Jakarta – Bandung (Whoosh).
Sebagai masyarakat sipil, Anthony mengaku bahwa pihaknya mengkritisi soal proyek Whoosh sebagai pengaduan Masyarakat secara terbuka kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Proyek kereta cepat ini dari awal kan sudah banyak yang kritisi. Saya merespon dengan tulisan terakhir saya, ini sekaligus pengaduan Masyarakat secara terbuka kepada KPK,” Sebut Anthony, dikutip dari youtube Terus Terang Media, Jumat (24/10/25).
Menurut Anthony, proyek Whoosh Jakarta – Bandung ini sangat mahal jika dibandingkan dengan proyek sejenis.
“Di situ saya mengatakan ada 3 komponen, pertama adalah mengenai projek ini kan terlihat sekali sangat kemahalan dibandingkan dengan proyek sejenis, bukan dibandingkan dengan pesaingnya,” ujar Anthony.
Anthony kemudian membandingkan dengan proyek sejenis seperti Shanghai Hangchou yang hanya menghabiskan dana 23 juta US Dolar per kilometer.
Nilai tersebut dianggap sangat jauh lebih rendah dari proyek Whoosh, yang mencapai angka 42 juta US Dolar per kilometer.
“Pertama ditawarkan 5,5 Miliar US Dolar untuk projek Jakarta – Bandung oleh China. Lalu kemudian akhirnya naik menjadi 6, nah ini perlu diselidiki.
Meskipun angka 6 ini masih dibawah penawaran Jepang. Jepang menawarkan 6,2 Miliar US Dolar,” urainya.
Baca Juga: Agus Pambagio Blak-blakan Ungkap Momen Pertemuannya dengan Jokowi Soal Whoosh
“Jadi di sini projek sejenis, Projek China, Kereta api China dan kecepatan 350km/jam di China hanya bervariasi antara 17 juta – 30 juta per km. Nah Jarak kita 143 km dengan 6 Miliar US Dolar itu sudah mencapai 42 juta US Dolar per km. jadi 42 juta US Dolar VS 22 juta US Dolar untuk projek sejenis Shanghai Hangchou itu 142 km – 154 km kurang lebih sama nah itu dia sekitar 23 juta US Dolar,” sambungnya.
Proyek Whoosh tersebut menurut Anthony tidak hanya berhenti di angka 42 juta US Dolar.
Diujung proyek yang hampir selesai ada pembengkakan biaya dan mengalami kenaikan menjadi 51 juta US Dolar.
Pembengkakan biaya ini menurut Anthony sangat aneh dan penuh dengan tanda tanya.
“Setelah itu ada pembengkakan biaya. Nah dengan pembengakakan biaya itu, maka kita punya itu antara 50 – 51 juta US Dolar jadinya, dari 41 naik 51,” ujarnya.
“Pembengkakan biaya ini muncul setelah projek – projek sudah mau selesai. Mereka hitung dan dia bilang ada pembengkakan biaya, jadi sangat aneh sekali,” tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali
-
7 Tempat Wisata Wajib Dikunjungi Saat Pertama Kali ke Bali
-
5 Mobil Keluarga dengan 'Kaki-Kaki' Jangkung Anti Banjir