- Mahfud MD: MBG program "mulia," meski 2 cucunya keracunan di Yogya.
- Keracunan MBG isu nasional, Mahfud desak penelitian akar masalahnya.
- Mahfud tekankan perlunya aturan jelas (PP/Perpres) untuk kepastian hukum MBG
SuaraBali.id - Eks Menko Polhukam, Mahfud MD baru – baru ini mengungkapkan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu program pemerintah yang Mulia.
Mahfud mengakui bahwa MBG adalah program yang mulia di tengah musibah kedua cucunya yang ikut menjadi korban keracunan MBG.
Kedua cucu Mahfud yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diketahui menjadi korban keracunan MBG.
“Cucu saya juga keracunan, iya MBG di Yogya. Cucu Ponakan ya, jadi ponakan saya punya anak namanya Ihsan,” cerita Mahfud, dikutip dari youtubenya, Sabtu (4/10/25).
Mahfud menjelaskan bahwa dari sekian banyak siswa dalam 1 kelas, diantaranya yang langsung bereaksi muntah – muntah ada 8 siswa.
Mereka langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat saat itu untuk memperoleh pertolongan pertama.
“Iya makan Makan Bergizi Gratis lalu 1 kelas itu 8 orang langsung muntah – muntah,” ucapnya.
“Nah yang 6 itu, 6 dan kakaknya (cucu) yang masih dirawat di rumah sakit itu habis muntah – muntah sehari disuruh pulang dirawat di rumah. Tapi yang ini sampai 4 hari dirumah sakit,” tambahnya.
Mahfud menyebut jika dua cucunya yang mengalami keracunan menu MBG adalah kakak beradik yang kebetulan bersekolah di tempat yang sama, hanya berbeda kelas.
Baca Juga: Gunakan Fasilitas Kredit BRI, Katering Pemasok Program MBG Kini Berdayakan Ratusan Karyawan
“Jadi ada 2 cucu saya yang keracunan, 2 bersaudara, beda kelas di sekolah yang sama,” ungkapnya.
Mahfud menegaskan bahwa isu keracunan menu MBG yang terjadi di beberapa daerah ini sudah menjadi isu nasional.
“Dan memang itu menjadi isu nasional juga ya,” ujar Mahfud.
“Meskipun betul itu hanya 0,00017 persen kata Presiden, dan kecil sekali kan memang dari segi total 30 juta makanan yang sudah keluar,” sambungnya.
Meski hanya nol koma persen dari keseluruhan, isu keracunan menu MBG tersebut menurut Mahfud harus tetap diteliti permasalahannya.
“Tapi bukan persoalan angka, ini harus diteliti lagi apa masalahnya,” ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran