Eviera Paramita Sandi
Senin, 15 September 2025 | 17:37 WIB
Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan (ANTARA/Azmi Samsul Maarif)

SuaraBali.id - Pada tanggal 8 September 2025, terjadi perombakan Kabinet Merah Putih oleh Presiden Prabowo Subianto, yang salah satunya melibatkan pencopotan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam), Budi Gunawan.

Keputusan ini memicu berbagai pertanyaan, terutama mengingat momennya yang berdekatan dengan serangkaian demonstrasi besar di berbagai kota di Indonesia.

Menurut pandangan Pakar Komunikasi, Hendri Satrio, ada dua faktor utama yang ditengarai melatarbelakangi pergantian Budi Gunawan.

"Ada 2 alasannya yang saya tangkap dari suara – suara di masyarakat. yang pertama beliau sedang recovery, katanya sakit, tapi saya belum tahu sakitnya apa. Tapi dikesempatan ini, kita perlu mendoakan beliau supaya sehat kembali," terang Hendri, dikutip dari youtubenya, Senin (15/9/25).

Meskipun Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa pergantian tersebut tidak terkait dengan demonstrasi massal, Hendri mengakui bahwa persepsi publik cenderung menghubungkan keduanya.

"Yang kedua kan dia memang Menkopolkam ya, suka tidak suka memang Pak Prabowo mengatakan tidak ada hubungannya dengan kejadian 25 dan 28 Agustus. Wajar kalau kemudian masyarakat memikir kearah sana," urainya.

Merespons keputusan ini, Budi Gunawan, mantan Menkopolkam, menyatakan penghormatannya terhadap hak prerogatif Presiden.

"Penyegaran kabinet sepenuhnya hak prerogative Bapak Presiden," ujar Budi. Ia juga menegaskan komitmennya untuk tetap loyal.

"Saya berkomitmen mendukung penuh dan loyal kepada Bapak Presiden dan Pemerintah," ucapnya. Terkait isu kesehatan yang beredar, Budi Gunawan membenarkan bahwa ia sempat mengalami masalah saraf terjepit atau hernia nukleus pulposus (HNP) yang membatasi mobilitasnya.

Baca Juga: Mahfud MD Sebut Tak Ada Dalang Dalam Demonstrasi Besar-besaran : Itu Organik Masyarakat

"Saat ini sedang pemulihan, aktivitas sudah normal. Insyaallah dalam waktu dekat sudah tuntas. Mohon doanya," ujar Budi. Mengakhiri pernyataannya, eks Kepala Badan Intelijen Negara itu menyerukan pentingnya persatuan.

"Mari sama – sama menjaga persatuan dan kesatuan, merajut suasana yang damai serta sejuk untuk bangsa dan negara," ucapnya.

Untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Budi Gunawan, Presiden Prabowo Subianto menunjuk Sjafrie Sjamsoeddin, yang saat ini juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan, sebagai pejabat ad interim.

Sementara itu, Analis Politik dan Militer Universitas Nasional, Selamat Ginting, menawarkan perspektif lain terkait pencopotan Budi Gunawan.

Ginting berpendapat bahwa keputusan ini merupakan konsekuensi langsung dari kerusuhan atau demonstrasi berskala besar di beberapa kota.

"Ini menurut saya dari analasis politik merupakan respon dari kondisi saat ini. Kondisi saat ini apa? Baru saja terjadi Agustus kelabu, dan ini tentu dipantau juga oleh Presiden. Karena pencopotan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Agustus kelabu itu," urai Ginting, dikutip dari youtube Forum Keadilan TV, Rabu (10/9/25).

Load More