Eviera Paramita Sandi
Kamis, 11 September 2025 | 17:19 WIB
Hendra bersama kedua anaknya di Posko Pengungsian Banjar Tohpati, Denpasar, Kamis (11/9/2025) (suara.com/Putu Yonata Udawananda)

Sehingga, dia mengaku belum tahu sampai kapan akan bertahan di posko pengungsian.

“Mudah-mudahan nggak banjir lagi. Mudah-mudahan diberi kesehatan, mudah-mudahan barang yang hilang bisa diganti gitu aja,” harapnya.

Selain Aulia, perjuangan itu juga dirasakan seorang kuli bangunan bernama Hendra (38).

Ditemui di pos pengungsian yang sama, Hendra berada di sana bersama istri dan kedua putrinya.

Perasaan lega menyelimuti wajahnya dapat melihat kedua putrinya bercanda lagi.

Pasalnya, dia sampai harus memutar otak sampai melindungi kedua anaknya yang berusia 6 tahun dan 4 bulan itu di plafon kamar kosnya agar tak terlalap banjir.

Hendra awalnya mulai curiga karena aliran air kecil keluar dari bagian bawah pintu kamarnya.

Namun, setelah dibuka, air dengan deras langsung masuk ke kamar kosnya.

Perasaan panik sempat menyelimutinya saat tak dapat menemukan anak bayinya yang masih berusia 4 bulan.

Baca Juga: Villa Mewah di Batu Belig Terbakar Hebat Akibat Sambaran Petir

Beruntung, ternyata anaknya berada di sebelah kasur.

Dia lantas dengan cepat membawa kedua anaknya di atas plafon saat air sudah setinggi dadanya.

“Waktu saya belum tahu ada banjir, saya baru sadar kalau itu ternyata di bawah pintu keluar air kecil, saya buka langsung besar,” papar dia.

“Ini (anak bayinya) aja sempat nggak ada saya cariin. Ya Alhamdulillah ini bisa hidup. Itu anak saya sudah masuk plafon,” ungkap Hendra.

Mereka ditahan di sana sampai air semakin menurun sekitar pukul 08.00 WITA.

Bagi Hendra, perasaan trauma dan lega karena melihat anaknya sehat bercampur aduk di dalam hatinya.

Load More