SuaraBali.id - Peristiwa banjir yang menerjang 7 wilayah di Bali pada Rabu (10/9/2025) kemarin tak hanya menyisakan duka, namun juga cerita perjuangan para korban yang terdampak untuk menyelamatkan orang-orang tersayangnya.
Aulia (43) adalah salah satu warga yang terdampak pada peristiwa kemarin.
Kini, dia terpaksa mengungsi di Posko Pengungsian di Banjar Tohpati, Denpasar Timur, Kota Denpasar lantaran rumah kos yang ditinggalinya sudah dipenuhi lumpur.
Ketika air banjir mulai meninggi sekitar pukul 02.30 WITA, Aulia terlebih dulu menyelamatkan anggota keluarganya yang tingal di satu kos.
Mulai dari suami, anak yang berusia 11 tahun, hingga kakak dan ibunya yang sama-sama menderita stroke juga diselamatkannya.
Dia membawa mereka ke pura persembahyangan yang letaknya lebih tinggi.
Bahkan, Aulia mengaku sempat membantu untuk menolong beberapa tetangga kos ke lokasi yang aman dari arus banjir.
Namun, dirinya sampai hampir hanyut ketika air sudah semakin deras.
Alhasil dia terpaksa memanjat pohon kamboja dan bertahan di atas selama 3 jam.
Baca Juga: Villa Mewah di Batu Belig Terbakar Hebat Akibat Sambaran Petir
“Kakak saya kan stroke, gak bisa ngapa-ngapain saya nolong dia dulu, baru sama suami nolong anak, 10 orang sama tetangga saya selamatin,” ungkap Aulia ketika ditemui di Pos Pengungsian, Kamis (11/9/2025).
“Saya gelantungan di pohon, kan saya hanyut, saya alhamdulillah saya masih bisa berpegang sama pohon,” imbuhnya.
Beruntung, semua anggota keluarganya berhasil diselamatkan.
Meski, kini rumah kosnya dalam kondisi kacau karena lumpur dan sampah yang bercampur dan membuat seisi kosnya berantakan.
Perempuan yang bekerja sebagai penjual es kelapa itu juga tak dapat menyelamatkan barang-barang dan dokumennya.
Suaminya sempat mengecek namun tak mampu membersihkan kamar kosnya tersebut.
Sehingga, dia mengaku belum tahu sampai kapan akan bertahan di posko pengungsian.
“Mudah-mudahan nggak banjir lagi. Mudah-mudahan diberi kesehatan, mudah-mudahan barang yang hilang bisa diganti gitu aja,” harapnya.
Selain Aulia, perjuangan itu juga dirasakan seorang kuli bangunan bernama Hendra (38).
Ditemui di pos pengungsian yang sama, Hendra berada di sana bersama istri dan kedua putrinya.
Perasaan lega menyelimuti wajahnya dapat melihat kedua putrinya bercanda lagi.
Pasalnya, dia sampai harus memutar otak sampai melindungi kedua anaknya yang berusia 6 tahun dan 4 bulan itu di plafon kamar kosnya agar tak terlalap banjir.
Hendra awalnya mulai curiga karena aliran air kecil keluar dari bagian bawah pintu kamarnya.
Namun, setelah dibuka, air dengan deras langsung masuk ke kamar kosnya.
Perasaan panik sempat menyelimutinya saat tak dapat menemukan anak bayinya yang masih berusia 4 bulan.
Beruntung, ternyata anaknya berada di sebelah kasur.
Dia lantas dengan cepat membawa kedua anaknya di atas plafon saat air sudah setinggi dadanya.
“Waktu saya belum tahu ada banjir, saya baru sadar kalau itu ternyata di bawah pintu keluar air kecil, saya buka langsung besar,” papar dia.
“Ini (anak bayinya) aja sempat nggak ada saya cariin. Ya Alhamdulillah ini bisa hidup. Itu anak saya sudah masuk plafon,” ungkap Hendra.
Mereka ditahan di sana sampai air semakin menurun sekitar pukul 08.00 WITA.
Bagi Hendra, perasaan trauma dan lega karena melihat anaknya sehat bercampur aduk di dalam hatinya.
Sama dengan Aulia, kondisi rumah kosnya juga sudah bercampur dengan lumpur dengan dokumen-dokumen yang tak bisa diselamatkan.
Apalagi, keluarganya baru pindah ke kos tersebut selama sebulan setelah pindah dari Payangan, Kabupaten Gianyar.
Dia pun terpaksa izin bekerja selama dua hari ini karena musibah tersebut.
“Saya nggak mau yang lebih-lebih yang penting saya ingin penting anak saya, keluarga kecil saya sehat,” jelasnya.
“Selagi saya masih bisa sehat, masih bisa cari sendiri dengan keringat saya sendiri,” pungkas dia
Diketahui, cuaca buruk hujan deras yang melanda Bali pada Rabu (10/9/2025) ini berdampak terhadap 7 kota dan kabupaten di Bali. BPBD Bali mencatat ada 127 titik banjir yang tersebar di 7 kabupaten dan kota di Bali.
Sebagian besar titik berada di Kota Denpasar yang tercatat mengalami 82 titik banjir.
Kontributor : Putu Yonata Udawananda
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran
-
Santunan dan Pemulangan Jenazah WNI Korban Kebakaran Hongkong Ditanggung Pemerintah