Eviera Paramita Sandi
Selasa, 24 Juni 2025 | 20:28 WIB
ilustrasi pesawat tempur AS. [ANTARA]

SuaraBali.id - Asia Tenggara kini menjadi sorotan utama dalam dinamika geopolitik global, terutama setelah memanasnya konflik di Laut China Selatan yang melibatkan China.

Di tengah ketegangan ini, Amerika Serikat terus memperbesar pengaruhnya di kawasan ini, salah satunya melalui kehadiran militer yang strategis.

Ini menimbulkan pertanyaan besar: seberapa dekat kehadiran militer AS dengan Indonesia, dan apa implikasinya bagi kedaulatan serta stabilitas nasional?

Meskipun Amerika Serikat secara resmi tidak memiliki pangkalan militer permanen di Asia Tenggara, faktanya militer AS memiliki akses terbatas namun strategis yang ditempatkan di sejumlah negara di kawasan ini.

Keberadaan ini, meski tidak dalam bentuk pangkalan tetap, tetaplah merupakan bentuk proyeksi kekuatan yang signifikan.

Daftar pangkalan militer AS di Asia Tenggara memang tidak mencakup Indonesia secara eksplisit sebagai lokasi pangkalan permanen, namun perlu diingat bahwa "akses strategis" ini bisa berarti berbagai bentuk kerja sama militer, latihan gabungan, atau fasilitas logistik yang dapat digunakan sewaktu-waktu.

1. Filipina

AS menempatkan pangkalan militer di Filipina, salah satunya karena lokasi yang strategis dan berbatasan dengan Laut China Selatan. AS bersama Filipina memegang Perjanjian Pertahanan Bersama (MDT) dan Kesepakatan Kerangka Kerja untuk Peningkatan Kerja Sama Pertahanan (EDCA) sehingga militer Negeri Paman Sam bisa beroperasi terbatas di sana.

Melansir Antara, penolakan pangkalan militer di Filipina oleh Profesor Roland G. Simbulan dari University of the Philippines (UP) saat berbicara pada peluncuran edisi ketiga 'The Bases of Our Insecurity' dalam forum media di Kota Quezon, baru-baru ini menjadi isu yang berhubungan dengan kondisi kawasan Asia Tenggara terkait memanasnya situasi Laut China Selatan. Dia menyoroti bagaimana pangkalan-pangkalan ini mengubah Filipina menjadi pangkalan terdepan bagi Amerika, yang secara khusus menargetkan Tiongkok. Pangkalan EDCA baru, yang sebagian besar berlokasi di Taiwan, akan menarik Filipina ke dalam lingkaran ketegangan AS-Tiongkok.

Baca Juga: Perang Dunia 3 Mengancam: Benarkah Indonesia Bebas, atau Justru di Posisi Rentan?

2. Singapura

AS diketahui tak memiliki pangkalan militer permanen di Singapura. Namun, kedua negara ini memiliki kerja sama yang kuat di bidang militer. Melansir Indo Pacific Defense Forum, Angkatan Bersenjata Singapura (Singapore Armed Force – SAF) dan Pasukan Rotasi Marinir Amerika Serikat-Asia Tenggara melakukan latihan Valiant Mark pada pertengahan Desember 2024 untuk memperkuat interoperabilitas dan kemitraan di antara kedua pasukan

Latihan selama lima hari di Singapura itu meningkatkan kerja sama di Indo-Pasifik, memperkuat hubungan di antara personel, dan mempersiapkan berbagai unit untuk keterlibatan pelatihan di masa mendatang. “Tujuan Valiant Mark 24 adalah untuk meningkatkan interoperabilitas kami dengan mitra SAF dan untuk memperkuat ikatan kami dengan Singapura sebagai sebuah negara,” ungkap Mayor Pasukan Marinir A.S. Jack McAndrews, perwira logistik Pasukan Rotasi Marinir.

3. Thailand

AS tidak mendirikan pangkalan militer di Thailand. Namun, mereka dapat mengakses sejumlah fasilitas militer Negeri Gajah Putih dengan perjanjian terbatas. Sebagai contoh, U-Tapao Royal Thai Navy Airfield digunakan oleh pesawat militer AS untuk logistik, evakuasi medis, dan operasi kemanusiaan. Sementara itu, Korat & Nakhon Ratchasima merupakan tempat latihan dalam program bersama seperti Cobra Gold.

4. Indonesia

Load More