SuaraBali.id - Akibat minimnya pasokan cabai karena cuaca buruk di Nusa Tenggara Barat (NTB) ditambah dengan tingginya permintaan saat bulan Ramadan, harga cabai di NTB pun pecahkan rekor dalam lima tahun terakhir.
Hal ini membuat Dinas Perdagangan NTB membuka opsi pembatasan pembelian cabai yang dijual di pasar murah untuk mengantisipasi kelangkaan dan menjaga kestabilan harga cabai.
"Kami batasi pembelian agar jangan sampai pengepul yang membeli. Kami ingin masyarakat yang beli," kata Kepala Dinas Perdagangan NTB Baiq Nelly Yuniarti saat ditemui usai menghadiri rapat pengendalian inflasi daerah, Selasa (4/3/2025).
Opsi pembatasan beli cabai ini mirip kebijakan beli minyak goreng yang hanya maksimal dua liter dan beli beras hanya dua kemasan.
Baca Juga: Calo Jabatan Berkeliaran di NTB, Gubernur Iqbal: Yang Tidur Sama Saya Saja Tidak Diberi Kewenangan
Kini masyarakat dibatasi hanya boleh beli cabai seperempat atau setengah kilogram. Jumlah itu terbilang banyak untuk konsumsi rumah tangga.
Saat ini sebanyak lima ton cabai rawit merah dari Pulau Jawa sudah masuk ke Nusa Tenggara Barat. Setiap pedagang dijatah hanya mendapatkan 14 kilogram dari pasokan cabai rawit Jawa.
Impor cabai dari luar daerah tersebut dilakukan oleh pengusaha lokal melalui skema business to business untuk meredam gejolak harga cabai rawit merah lokal.
Pada pemantauan terakhir di beberapa pasar di NTB, harga cabai rawit lokal yang jual para pedagang di Pasar Kebon Roek bervariasi antara Rp180 ribu sampai Rp190 ribu per kilogram. Bahkan, ada pedagang yang mematok harga cabai rawit lokal Rp210 ribu per kilogram.
Sedangkan, cabai rawit impor yang didatangkan dari Jawa hanya dijual seharga Rp165 ribu per kilogram.
Baca Juga: Marak Balap Liar Saat Ramadan, Kapolresta Mataram: Peran Orangtua Sangat Penting
Harga cabai merah besar dan cabai merah keriting cenderung lebih murah ketimbang cabai rawit yang berada pada kisaran Rp85 ribu per kilogram. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Daftar Harga HP Xiaomi Maret 2025, Jajaran Terbaru Dijual Segini
-
Berapa Harga Pasar Joey Pelupessy? Ini Perkiraannya
-
Di Indonesia Mahal dan Bikin Rugi, Harga Pertamax di Malaysia Buat Melongo: Malah Untung Ratusan Triliun!
-
Harga Tiket Timnas Indonesia vs Bahrain Naik, PSSI: Normal Kok
-
Alasan Harga Xiaomi 15 Ultra Lebih Mahal daripada iPhone 16 Pro Max
Terpopuler
- Hotman Paris Sindir Ahok yang Koar-Koar Soal Kasus Korupsi Pertamina: Dulu Kau Ambil Bonus Miliaran
- Kekayaan Iwan Kurniawan Lukminto, Bos Sritex Menangis PHK Ribuan Karyawan
- Ditagih Utang di Warung Rp500 Ribu, Firdaus Oiwobo Kicep
- Emil Audero Cetak Sejarah Setelah 1 Detik Resmi WNI, Jadi Kiper Paling ... di Asia!
- Bisa Jadi Kasus Rafael Alun Jilid 2, Kapolri Diminta Tegur Kapolda Kalsel Usai Anak Pamer Jajan Rp 1 M dan Jet Pribadi
Pilihan
-
Nova Arianto Panggil 30 Nama ke Timnas Indonesia U-17, Ada Pemain Abroad
-
Bekasi Dikepung Banjir, Persija vs PSIS Semarang Dialihkan ke Indomilk Arena
-
Heboh Cuitan KGPAA Purbaya, Pemerhati Budaya: Preseden Buruk untuk Keraton Solo
-
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi Mengundurkan Diri
-
Gubernur Bali Naik Mobil Listrik, DPRD Malah Pilih Alphard Dengan Harga Lebih Mahal
Terkini
-
Harga Cabai di NTB Pecahkan Rekor, Kini Pembeliannya Dibatasi
-
Hoki Hanya Bagi Pemilik Nama Nyoman Dan Ketut di Bali Akan Dapat Berbagai Insentif
-
Gubernur Bali Naik Mobil Listrik, DPRD Malah Pilih Alphard Dengan Harga Lebih Mahal
-
Bali Sumbang Rp107 Triliun Devisa Indonesia, Tapi Kemana Larinya Uang Pariwisata?
-
Koster Dan Giri Prasta Mulai Gunakan Mobil Listrik BYD Seal, Apa Keunggulannya?