SuaraBali.id - Adanya potensi gelombang tinggi dan angin kencang di Labuan Bajo membuat Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo mengimbau kapal wisata agar berwaspada.
Selain itu juga diimbau menghindari pelayaran di perairan sisi selatan Pulau Padar, Komodo, dan Rinca Taman Nasional Komodo (TNK) pada 13-15 Februari 2025.
"Ini terkait dengan intensitas gelombang akibat sisa siklon di laut selatan," kata Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (12/2/2025).
Imbauan ini dilakukan demi keselamatan pelayaran dan telah disampaikan kepada para nakhoda kapal wisata dalam Notice to Mariners (NtM) atau pemberitahuan kepada nakhoda kapal pada 12 Februari 2025.
Pemberitahuan itu disampaikan karena memperhatikan perkembangan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan pengamatan di lapangan terhadap kenaikan intensitas gelombang dan arus laut.
Ia meminta nahkoda kapal wisata untuk melalui jalur pelayaran yang aman yakni perairan bagian utara Pulau Padar, Rinca, dan Komodo kawasan TNK pada 13-15 Februari 2025.
"Kepada para nakhoda agar memastikan kelaiklautan kapal dan berlindung apabila cuaca buruk dan melanjutkan pelayaran kembali setelah cuaca normal," katanya.
Ia juga mengimbau para nakhoda kapal wisata dan kapal lainnya untuk melaporkan dan berkoordinasi dengan KSOP Kelas III Labuan Bajo dan Basarnas jika mengetahui cuaca semakin memburuk.
Sebelumnya, KSOP Kelas III Labuan Bajo juga telah melarang kapal wisata berlayar ke Pulau Komodo, Pink Beach, dan Pulau Padar Taman Nasional Komodo (TNK) di Kabupaten Manggarai Barat selama 10-12 Februari 2025, karena cuaca buruk.
Baca Juga: Hilang di Banjir Bandang Bima, Jenazah Juliani Ditemukan di Labuan Bajo
"Surat persetujuan berlayar (SPB) hanya diberikan dengan tujuan Rinca," kata Stephanus Risdiyanto.
Ia menjelaskan pembatasan pelayaran laut itu memperhatikan perkembangan prakiraan cuaca oleh BMKG dan menurut pengamatan di lapangan terhadap kenaikan intensitas gelombang, arus dan angin kencang yang terjadi, karena pengaruh siklon tropis bernama 96S di sisi laut selatan.
"Maka, perlu diberlakukan pembatasan daerah pelayaran guna keselamatan kapal," ujarnya. (ANTARA)
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran