SuaraBali.id - Cuaca buruk yang belakangan ini terjadi di berbagai daerah termasuk Nusa Tenggara Barat (NTB) menyebabkan bencana alam, seperti halnya banjir dan tanah longsor di Bima.
Di Mataram, cuaca juga dinilai ekstrem karena terjadinya hujan dan angin kencang.
Wali Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), H Mohan Roliskana mengimbau masyarakat agar waspada, terutama saat berkendara dalam kondisi cuaca kurang baik.
"Kurangi kecepatan jika terjadi hujan dan angin kencang serta waspadai rute-rute yang dipenuhi pohon-pohon besar," katanya di Mataram, Senin (3/2/2025).
Baca Juga: Guru di SDIT Mataram Lakukan Pelecehan Seksual Saat Beri Materi Pelajaran
Imbauan ini disampaikan setelah terjadinya perubahan cuaca ekstrem di Kota Mataram dalam beberapa hari terakhir, berupa hujan deras dan angin kencang yang berakibat adanya pohon tumbang dan gelombang pasang.
Selain itu masyarakat yang berada di 9,1 kilometer pesisir pantai juga terus waspada terhadap kemungkinan terjadinya gelombang tinggi air naiknya air laut.
Jika masyarakat mengetahui keadaan darurat yang membahayakan, kata dia, segera hubungi aparat atau melapor ke posko kebencanaan terdekat atau menghubungi Call Center 112.
"Kami juga sudah meminta camat dan lurah mengaktifkan dan mengoptimalkan satgas bencana yang ada di masing-masing kecamatan dan kelurahan," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya menyebutkan saat ini Kota Mataram dan sekitarnya masih berpotensi terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan lebat.
Baca Juga: Tak Punya Data Potensi Wajib KTP, Mataram Minta Tambahan 4 Ribu Blangko
"Selain hujan lebat juga di sertai kilat, petir, serta angin kencang," katanya.
Sesuai prediksi BMKG, saat ini angin permukaan bertiup dengan variasi arah dominan dari Barat Daya-Utara dengan kecepatan angin maksimum mencapai 30 kilometer per jam.
Kecepatan angin yang berada di atas 10 kilometer per jam tersebut berdampak pada ketinggian gelombang pantai di atas normal yakni berkitar di atas 1,5 meter.
Dengan ketinggian gelombang itu nelayan dan warga di pesisir masih harus tetap waspada awas terhadap kemungkinan gelombang di atas 1,5 meter atau di atas 2 meter sehingga bisa berdampak pada banjir rob dan lainnya.
"Karena itu masyarakat tetap kami imbau waspada dan siaga terhadap potensi cuaca ekstrem," katanya. (ANTARA)
Berita Terkait
-
3 Legenda Lainnya yang Berpotensi Menyusul Zulkifli Syukur Seleksi Jadi Asisten Patrick Kluivert
-
Awan Tak Punya KTP: Modifikasi Cuaca di Tengah Cuaca Ekstrem Jakarta Berbahaya!
-
4 Penerbangan Internasional Bandara Soetta Sempat Dialihkan Akibat Cuaca Ekstrem
-
Comeback Mengejutkan, Instagram Esemka Aktif Lagi usai Tidur Panjang
-
Roti Kembang Waru Kotagede, Warisan Budaya Kerajaan Mataram
Terpopuler
- Iwan Fals Diperiksa Polres Jaksel, Kasus Apa?
- Kevin Diks: Saya Tak Dibutuhkan di Sana
- Karyawan PT Timah Hina Honorer Pakai BPJS, Rieke Diah Pitaloka: Kabarnya Masih Ada Sprindik Kasus Korupsi
- Respons Alex Pastoor Lihat Kualitas Pemain Indonesia di Persija vs PSBS Biak: Semua Talenta...
- Bintang Meteor Garden, Barbie Hsu Meninggal Dunia di Usia 48 Tahun
Pilihan
-
Praktik Prostitusi di Gunung Kemukus Sragen Terungkap, Ritual Seks Hidup Lagi?
-
Heboh Pengunjung Kena Pungli di IKN, Diminta Parkir dan Pengawalan Sampai Rp 250 Ribu
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi Note 14 Pro 5G vs Samsung Galaxy A35 5G
-
Didominasi Bahan Bakar Mineral, Ekspor Kaltim Tembus 2,4 Miliar Dolar AS
-
Curhat Dapat Proyek di Rumah Menteri IKN, Kontraktor Malah Rugi Ratusan Juta
Terkini
-
Suhu Panas Dua Hari Terakhir di Bali Ekstrem Capai 36 Derajat Celcius
-
Perampokan WNA Ukraina : 9 Pelaku Masih Diburu, Diduga Bersembunyi di Bali
-
Pura-pura Jadi Polisi, Penipu Ini Targetkan Pengendara Berperawakan Kecil
-
Cabuli Murid di Perpustakaan, Guru SDIT di Mataram Jadi Tersangka
-
Wajib Tumbler, Bali Perkuat Aturan Kendalikan Sampah Plastik di Sektor Pariwisata