Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Senin, 03 Februari 2025 | 14:35 WIB
Ilustrasi cuaca ekstrem dan petir. (Pixabay/ AbelEscobar)

SuaraBali.id - Cuaca buruk yang belakangan ini terjadi di berbagai daerah termasuk Nusa Tenggara Barat (NTB) menyebabkan bencana alam, seperti halnya banjir dan tanah longsor di Bima.

Di Mataram, cuaca juga dinilai ekstrem karena terjadinya hujan dan angin kencang.

Wali Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), H Mohan Roliskana mengimbau masyarakat agar waspada, terutama saat berkendara dalam kondisi cuaca kurang baik.

"Kurangi kecepatan jika terjadi hujan dan angin kencang serta waspadai rute-rute yang dipenuhi pohon-pohon besar," katanya di Mataram, Senin (3/2/2025).

Baca Juga: Guru di SDIT Mataram Lakukan Pelecehan Seksual Saat Beri Materi Pelajaran

Imbauan ini disampaikan setelah terjadinya perubahan cuaca ekstrem di Kota Mataram dalam beberapa hari terakhir, berupa hujan deras dan angin kencang yang berakibat adanya pohon tumbang dan gelombang pasang.

Selain itu masyarakat yang berada di 9,1 kilometer pesisir pantai juga terus waspada terhadap kemungkinan terjadinya gelombang tinggi air naiknya air laut.

Jika masyarakat mengetahui keadaan darurat yang membahayakan, kata dia, segera hubungi aparat atau melapor ke posko kebencanaan terdekat atau menghubungi Call Center 112.

"Kami juga sudah meminta camat dan lurah mengaktifkan dan mengoptimalkan satgas bencana yang ada di masing-masing kecamatan dan kelurahan," katanya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya menyebutkan saat ini Kota Mataram dan sekitarnya masih berpotensi terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan lebat.

Baca Juga: Tak Punya Data Potensi Wajib KTP, Mataram Minta Tambahan 4 Ribu Blangko

"Selain hujan lebat juga di sertai kilat, petir, serta angin kencang," katanya.

Sesuai prediksi BMKG, saat ini angin permukaan bertiup dengan variasi arah dominan dari Barat Daya-Utara dengan kecepatan angin maksimum mencapai 30 kilometer per jam.

Kecepatan angin yang berada di atas 10 kilometer per jam tersebut berdampak pada ketinggian gelombang pantai di atas normal yakni berkitar di atas 1,5 meter.

Dengan ketinggian gelombang itu nelayan dan warga di pesisir masih harus tetap waspada awas terhadap kemungkinan gelombang di atas 1,5 meter atau di atas 2 meter sehingga bisa berdampak pada banjir rob dan lainnya.

"Karena itu masyarakat tetap kami imbau waspada dan siaga terhadap potensi cuaca ekstrem," katanya. (ANTARA)

Load More