SuaraBali.id - Memasuki bulan November dan di musim hujan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali menerbitkan surat kewaspadaan dini demam berdarah.
Menurut Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Bali I Nyoman Sudiyasa, Jumat (29/11/2024), surat kewaspadaan tersebut menyikapi dimulainya musim hujan, dimana kembang biak nyamuk akan meningkat dan perlu dilakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk.
“Kami sudah mengedarkan surat kewaspadaan dini, mengirimkan ke mereka semua (Dinas Kesehatan kabupaten/kota) itu pertama, suratnya sudah dikirim,” kata
Dinkes Bali meminta Dinas Kesehatan kabupaten/kota melanjutkan anjurannya ke lingkup lebih kecil, seperti kecamatan dan desa, yaitu untuk mengendalikan vektor dengan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik.
Baca Juga: 7 Petugas TPS di Bali Tumbang, Asam Lambung, Keguguran Hingga 1 Orang Meninggal Dunia
“Tidak mudah mengajak masyarakat, kami tahu keterbatasan teman-teman di kabupaten/kota bagaimana, tapi mereka bisa melakukan pembinaan agar tiap satu rumah satu jumantik,” ujar Sudiyasa.
Untuk mengendalikan vektor atau calon nyamuk lebih mudah daripada penanganan lainnya seperti vaksinasi yang mahal atau obatnya yang sampai saat ini tidak ada.
Menurutnya, pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan di tingkat desa, yaitu membuat penyuluhan dengan anggaran desa, apalagi siapa saja dapat menjadi jumantik bagi keluarganya sendiri.
Ia juga menuturkan bahwa petugas kesehatan dapat memberi penyuluhan sederhana seperti memberantas tempat perindukan nyamuk sehingga dibuat kering dan bersih, jadi jentik-jentik hanyut dan mati.
“Kalau pengendalian itu tidak dilakukan bersama masyarakat rasanya tidak mungkin, kalau hanya mengandalkan fogging berapa sih yang bisa dilakukan, siklus nyamuk semasa hidupnya bisa 3-4 kali bertelur, tiap bertelur ratusan ribu, kalau hanya bunuh betinanya saja, bisa jadi dia sudah menelurkan ratusan ribu,” kata dia.
Baca Juga: Jawaban Koster Atas Ucapan Selamat De Gadjah : Terima Kasih Sahabat Baik Saya
Dinkes Bali juga menawarkan program fogging fokusnya sebagai upaya mitigasi kedua. Ini akan dilakukan setelah mereka melakukan penelitian epidemiologi di tempat tinggal korban demam berdarah.
Berita Terkait
-
Bali United Rebutan Dapat Jordi Amat dengan Raksasa Liga 1 Indonesia?
-
7 Potret Anita Hara Menikah dengan Jeson Siregar di Nusa Dua Bali
-
Bandara Ngurah Rai Tutup Total saat Nyepi 2025: Catat Jadwalnya!
-
Nyepi Tanpa Ogoh-Ogoh? Ini Tradisi Unik yang Wajib Diketahui
-
Bali Bergemuruh! Inilah Pesona Pawai Ogoh-Ogoh Semalam Sebelum Nyepi
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
Terkini
-
Tradisi Unik Lebaran di Lombok: Tradisi Tiu Sampai Lebaran Topat
-
Mahasiswa Pertanyakan Kerjasama Unud Dengan TNI, Rektor : Tidak Untuk Membawa Praktik Militer
-
Lebaran di Bali: Gilimanuk Sempat Tutup, Penumpang Melonjak, Ini Kata ASDP
-
Gianyar, Bangli, Tabanan Diserbu Wisatawan Saat Libur Lebaran 2025
-
Idul Fitri Terindah Luna Maya, Setelah Berlebaran Bersama di Bali Lalu Dilamar Maxime di Jepang