Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 09 November 2024 | 09:24 WIB
Asap terlihat mengepul dari Gunung Lewotobi Laki-Laki di Desa Klatanlo, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Senin (4/11/2024). [ARNOLD WELIANTO / AFP]

SuaraBali.id - Aktivitas erupsi di Gunung Lewotobi Laki-Laki masih sangat aktif. Berdasarkan pemantauan Pos Pengamatan Gunung (PPG), tercatat sejak pukul 12.00 Wita hingga 18.00 Wita terdapat empat kali erupsi dengan ketinggian kolom abu mulai dari 2.500 hingga 8.000 meter.

"Empat kali erupsi terjadi di puncak gunung Lewotobi dengan ketinggian kolom abu berkisar antara 2.500 hingga 8.000 meter," kata petugas pos pemantau gunung Lewotobi Laki-Laki, Jumat (9/11/2024).

Menurutnya erupsi tersebut secara visual gunung jelas hingga kabut 0-III, sementara asap kawah bertekanan sedang hingga kuat teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 2500-8000 meter di atas puncak kawah.

Selain erupsi tersebut juga mengeluarkan warna asap yang kelabu. Selain itu, juga aliran lava ke arah timur laut bergerak sejauh lk 4.340 meter dari pusat erupsi.

Baca Juga: Bandara Komodo Labuan Bajo Dibuka Lagi, Dipastikan Aman dari Debu Vulkanik

Adapun dari sisi kegempaan didapati empat kali letusan dengan amplitudo 14.8-47.3 milimeter dengan durasi 120 hingga 3.156 detik.

Sementara itu, untuk hembusan berjadi tiga kali dengan amplitudo 3.7-37 milimeter dengan durasi 27 hingga 55 detik.

Badan Geologi menyatakan bahwa saat ini gunung tersebut masih berada pada status level IV atau Awas.

Masyarakat pun diminta tak beraktivitas di sekitar kaki Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung atau wisatawan tidak beraktivitas apapun dalam radius tujuh kilometer dari puncak erupsi gunung itu.

Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

Baca Juga: Delapan Desa Rusak Parah Akibat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Evakuasi Terus Dilakukan

Selain itu juga warga diminta untuk memakai masker atau penutup hidung mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan. (ANTARA)

Load More