SuaraBali.id - Identitas warga negara asing (WNA) China yang diduga terlibat dalam aktivitas tambang emas ilegal di wilayah Sekotong disebut sulit ditelusuri.
Kepolisian Resor Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, mengaku kesulitan padahal sudah minta datanya ke Imigrasi.
"Kami kesulitan dapat identitas WNA China ini. Kami sudah minta data paspor dan fotonya di Imigrasi Mataram, tetapi sampai sekarang belum diberikan," kata Kepala Satreskrim Polres Lombok Barat AKP Abisatya Dharma Wiryatmaja, Jumat (11/10/2024).
Menurutnya, pada koordinasi awal dengan pihak imigrasi, pihaknya telah menerima data sejumlah WNA yang diduga terlibat dalam aktivitas tambang emas ilegal di wilayah Sekotong.
Ia berujar bahwa data WNA tersebut masih sebatas nama. Tidak hanya dari China, ada juga berasal dari Taiwan.
Sedangkan pihak imigrasi sendiri mengonfirmasi nama-nama WNA yang diduga terlibat penambangan emas tersebut memiliki visa investor.
Menurut polisi, jika data yang hanya dalam bentuk nama tersebut tidak cukup untuk menjadi bahan penyidikan.
Oleh karena itu, penyidik meminta data lengkap kepada imigrasi berupa paspor dan foto dari para WNA.
"Selain nama, kami butuh paspor dan fotonya. Agar bisa kami tunjukkan ke saksi, apakah betul mereka melakukan pertambangan ilegal atau tidak," ujar dia.
Baca Juga: WNA Asal China yang Diduga Jual Mutiara Ilegal di Lombok Kini Diperiksa
Namun demikian, Abisatya mengaku hingga kini belum ada konfirmasi lebih lanjut dari Imigrasi Mataram.
"Sekitar dua atau tiga pekan lalu, kami kembali bersurat menanyakan jawaban atas surat kami yang meminta identitas WNA (paspor dan foto). Tetapi, sampai sekarang belum ada jawaban," ucapnya.
Abisatya menyampaikan bahwa pihaknya sudah memeriksa sedikitnya 12 orang. Sebagian besar mereka merupakan warga lingkar tambang di Sekotong.
Sedangkan menurut warga, aktivitas tambang emas ilegal yang mempekerjakan WNA tersebut berlangsung sejak delapan bulan lalu.
Selain memeriksa saksi, penyidik juga menelusuri peran pemodal tambang emas ilegal ini. Termasuk asal-usul merkuri, sianida, dan sarana tambang emas yang terungkap berasal dari China.
"Jadi, kuncinya ada di WNA China ini," kata Abisatya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali
-
7 Tempat Wisata Wajib Dikunjungi Saat Pertama Kali ke Bali