Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Kamis, 01 Agustus 2024 | 11:00 WIB
Hoaks kapal tenggelam di Bali [Tangkap Layar @balifactcheker]

SuaraBali.id - Isu mengenai kecelakaan laut, khususnya kapal tenggelam, seringkali menjadi topik yang sensitif dan mudah viral di media sosial. Terlebih jika melibatkan daerah wisata populer seperti Bali.

Kabar bohong atau hoaks tentang kapal tenggelam di Bali berulang kali disebarkan oknum-oknum untuk tujuan tertentu. Biasanya mereka memanfaatkan grup tertutup seperti halnya WhatsApp, telegram maupun channel lain di media sosial untuk menyebarkan informasi bohong ini.

Hoaks mengenai kapal tenggelam biasanya disebarluaskan disertai dengan gambar atau video yang telah diedit atau bahkan diambil dari kejadian lain. Tujuannya adalah untuk menciptakan kesan bahwa peristiwa tersebut benar-benar terjadi.

Kerap pula, kabar bohong ini disebarkan saat momen-momen tertentu yang ada tiap tahun seperti saat musim mudik, musim angin kencang dan setelah terjadinya bencana alam seperti halnya gempa bumi.

Baca Juga: Waspada Kera Liar Berkeliaran Dekat Rumah Warga di Karangasem

Penyebaran hoaks mengenai kapal tenggelam dapat menimbulkan dampak negatif yang luas, antara lain:

  • ·         Kepanikan Masyarakat: Berita bohong ini dapat menyebabkan kepanikan dan keresahan di kalangan masyarakat, terutama bagi keluarga penumpang kapal atau wisatawan yang sedang berada di Bali.
  • ·         Kerugian Ekonomi: Hoaks dapat merusak citra pariwisata Bali dan berdampak negatif pada perekonomian daerah.
  • ·         Ketidakpercayaan Publik: Penyebaran hoaks secara terus-menerus dapat mengikis kepercayaan publik terhadap informasi yang beredar di media sosial.

Cara Membedakan Berita Benar dan Hoaks

Untuk menghindari menjadi korban hoaks, masyarakat perlu memiliki kemampuan untuk membedakan berita yang benar dan bohong. Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan:

  • Cek Sumber Berita: Pastikan berita tersebut berasal dari sumber yang kredibel dan terpercaya, seperti media mainstream atau situs resmi pemerintah.
  • Cari Informasi Tambahan: Lakukan cross-check dengan mencari informasi dari berbagai sumber yang berbeda.
  • Waspadai Informasi yang Sensasional: Berita bohong seringkali dikemas dengan judul yang sensasional dan provokatif.

Selain itu Anda juga bisa melakukan pengecekan fakta sederhana sebagai langkah awal seperti :

1.       Cek melalui reverse image, bisa dilakukan di Google image, bandingkan gambar serupa yang ada di internet dengan potongan klip yang anda miliki. Adakah yang serupa atau bahkan sama?

Baca Juga: Setelah Pandemi Kini Hunian di ITDC Nusa Dua Naik Drastis

2.       Bila itu video, cari juga di aplikasi penyedia video publik seperti halnya di Youtube. Bila ada, cek waktu unggah dan akun pengunggah dan lihat apakah video tersebut sudah melalui penyuntingan.

3.       Cari sumber yang kredibel, semisal akun media mainstream. Informasi dari sumber ini biasanya sudah valid.

4.       Cek juga di media sosial, bisa Instagram atau Tiktok, bila itu video yang viral biasanya akan viral juga di media sosial.

5.       Lihat perbedaan satu video dengan video lainnya, bila berbeda di narasi atau tanda-tanda lainnya, bisa jadi sudah ada modifikasi.

6.       Bila belum yakin video tersebut benar atau salah jangan sebarkan ke orang lain atau media sosial.

Untuk cara memahami lebih jelas, cek video berikut ini :

Load More