SuaraBali.id - Nasi Yasa, hidangan istimewa yang tersaji dalam tradisi Hari Raya Pagerwesi, bukan hanya mengenyangkan, tetapi juga menyimpan makna filosofis yang mendalam.
Warna-warni nasi yang tersusun rapi ini melambangkan keseimbangan dan keharmonisan alam semesta, serta mengingatkan umat Hindu akan pentingnya menjaga keharmonisan tersebut dalam kehidupan.
Lima Warna, Lima Unsur Alam Semesta:
Nasi Yasa terdiri dari lima warna nasi yang berbeda: putih, kuning, merah, hijau, dan hitam. Masing-masing warna ini melambangkan salah satu unsur alam semesta, yaitu:
Baca Juga: Tantangan Baru SLB di Bali : Siswa Tuna Grahita Membludak
- Putih: Melambangkan kesucian, kejernihan, dan Brahman, sang pencipta alam semesta.
- Kuning: Melambangkan kemakmuran, kesuburan, dan Dewa Wisnu, pemelihara alam semesta.
- Merah: Melambangkan keberanian, kekuatan, dan Dewa Brahma, pencipta alam semesta.
- Hijau: Melambangkan kesuburan, pertumbuhan, dan Dewa Siwa, pelebur alam semesta.
- Hitam: Melambangkan kekuatan, keseimbangan, dan Bhuta Kala, kekuatan alam semesta yang menjaga keseimbangan.
Perpaduan lima warna nasi ini mencerminkan kesatuan dan keharmonisan alam semesta. Setiap unsur saling melengkapi dan mendukung satu sama lain, menciptakan keseimbangan yang diperlukan untuk kehidupan.
Umat Hindu meyakini bahwa dengan memahami dan menghormati keseimbangan ini, mereka dapat hidup dengan selaras dengan alam dan mencapai kedamaian batin.
Selain melambangkan unsur alam semesta, warna-warna Nasi Yasa juga memiliki makna yang lebih dalam.
Putih melambangkan kesucian pikiran, kuning melambangkan kejernihan hati, merah melambangkan keberanian untuk melawan kejahatan, hijau melambangkan kedermawanan, dan hitam melambangkan kekuatan untuk mengendalikan nafsu.
Nasi Yasa bukan hanya hidangan lezat, tetapi juga simbol visual yang mengingatkan umat Hindu tentang pentingnya menjaga keseimbangan dan keharmonisan dalam kehidupan.
Baca Juga: Gedung Produksi dan Server Universitas Udayana Ludes Terbakar, Ini Kata Rektor
Melalui tradisi ini, umat Hindu diajak untuk hidup selaras dengan alam, menjaga kesucian pikiran dan hati, serta melawan kejahatan dan nafsu.
Berita Terkait
-
Rute Baru AirAsia yang Dinanti Wisatawan: Adelaide ke Bali Kini Tanpa Transit
-
Bule Telanjang Dada di Bali Ngamuk Buat Pasien Takut, Baru Sadar Ketika Polisi Datang
-
Fuji Tertarik Beli Vila di Bali, Ngaku Awalnya Cuma Bercanda tapi...
-
Kebijakan Sampah di Bali Tuai Protes: Larangan Minuman Kemasan Ancam Industri Daur Ulang?
-
Pemprov Bali Disarankan Belajar Kelola Sampah dari India, Adupi: Kebijakan Melarang Bukan Solusi
Terpopuler
- Tenaga Kalahkan Yamaha XMAX, Tampan Bak Motor BMW: Pesona Suzuki AN400 Bikin Kesengsem
- Sudah Dihubungi PSSI, Harga Pasar Pemain Keturunan Ini Lebih Mahal dari Joey Pelupessy
- Segera Ambil Saldo DANA Kaget Gratis Hari Ini, Cairkan Rezeki Siang Hari Bernilai Rp 300 Ribu
- 6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
- Perbandingan Nilai Pasar Laurin Ulrich dan Finn Dicke, 2 Gelandang yang Dilobi PSSI
Pilihan
-
Rekam Jejak Wipawee Srithong: Bintang Timnas Thailand, Pengganti Megawati di Red Sparks
-
Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
-
Puji Kinerja Nova Arianto, Kiper Timnas Indonesia: Semoga Konsisten
-
Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
-
Di Balik Gol Spektakuler Rayhan Hannan, Ada Rahasia Mengejutkan
Terkini
-
BRI Dukung Pengusaha Kue Lokal Tien Cakes and Cookies, Usaha Kian Melesat
-
Nasi Tepeng Bali, Menu Sarapan Nasi Lembek yang Membuat Banyak Turis Penasaran
-
Politisi Gerindra Kritik SE Larangan Air Minum Kemasan Plastik di Bali, Bagaimana Solusinya?
-
Diejek Jelek & Tak Ideal, Model Bali Ini Buat Perundungnya di Masa Lalu Menyesal
-
23 Persen Sampah di Bali Dibuang Sembarangan, Diduga Jadi Penyumbang Sampah Laut