SuaraBali.id - Salah satu tradisi di Bali yang sampai sekarang masih dilaksanakan adalah Ngurek atau Ngunying. Tradisi ini biasanya dilakukan saat upacara adat.
Ngurek adalah sebuah tradisi unik yang berasal dari Desa Pakraman Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali. Tradisi ini merupakan upacara pembersihan secara ritual yang dilakukan oleh masyarakat setempat untuk memohon kesejahteraan dan keselamatan.
Namun demikian tak sembarang orang bisa melakukan tradisi ini. Selain itu juga, tradisi ini punya waktu khusus sesuai dengan kegiatan adat dan budaya warganya.
Tradisi Ngurek diperkirakan telah ada sejak abad ke-11, ketika Desa Pakraman Tenganan pertama kali didirikan. Upacara ini diyakini berasal dari ajaran leluhur yang menganut agama Hindu Dharma yang menghormati Dewi Sri sebagai Dewi Kesuburan.
Ngurek dilaksanakan setiap enam bulan sekali, biasanya pada bulan Maret dan September. Upacara ini melibatkan seluruh masyarakat Desa Pakraman Tenganan.
Tata cara pelaksanaan Ngurek meliputi:
* Menyiapkan Banten: Masyarakat menyiapkan sesajen berupa buah-buahan, kue, dan dupa yang akan dipersembahkan kepada para dewa.
* Mapeed: Prosesi mengarak sesajen dan perlengkapan upacara menuju Pura Dalem yang merupakan pura utama di desa.
* Penyamblehan Babi: Babi disembelih dan dagingnya dimasak untuk disantap bersama sebagai bagian dari upacara.
* Ngurek: Ini adalah prosesi utama dimana masyarakat bergiliran berlutut dan berdoa di hadapan para dewa. Mereka mengusap wajah mereka dengan air suci yang telah dibacakan mantra oleh pemangku.
* Mupuk: Setelah Ngurek, masyarakat menguburkan sisa-sisa upacara dan sesajen di tempat yang telah ditentukan.
Tradisi Ngurek memiliki beberapa tujuan dan manfaat, di antaranya:
* Memohon kesejahteraan dan keselamatan bagi masyarakat.
* Memurnikan diri dari pengaruh negatif.
* Meningkatkan kebersamaan dan persatuan masyarakat.
* Melestarikan tradisi dan budaya lokal.
Baca Juga: Gerebek Vila Mewah di Bali, Imigrasi Tangkap Ratusan WNA, Diduga Mafia Cyber
Tradisi Ngurek memiliki beberapa keunikan yang membedakannya dari upacara pembersihan lainnya di Bali adalah adanya penggunaan Air Suci: Air suci yang digunakan dalam Ngurek diambil dari sumber mata air suci yang diyakini memiliki kekuatan magis.
Biasanya pemedek akan mengambil posisi berlutut dalam posisi yang sangat rendah saat berdoa, menunjukkan kerendahan hati dan penghormatan yang mendalam.Sedangkan waktu pelaksanaanya biasanya dilaksanakan pada malam hari, menciptakan suasana yang sakral dan mistis.
Saat ini tradisi Ngurek telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2015. Pengakuan ini menjadi bukti pentingnya melestarikan dan melindungi tradisi lokal yang unik dan berharga.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
Terkini
-
TikTok Diprediksi 'Menggila' Saat Nataru, Trafik Data Bali-Nusra Diproyeksikan Naik
-
Batik Malessa, Dari Kampung Tipes Memberdayakan Perempuan dan Menggerakkan Ekonomi Keluarga
-
BRI Bersama BNI dan PT SMI Biayai Proyek Flyover Sitinjau Lauik Senilai Rp2,2 Triliun
-
Rekomendasi Rental Motor Murah di Bali Mulai Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Penginapan Murah Meriah di Ubud Bali