Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 15 Juni 2024 | 16:13 WIB
President of University In Diversity (UID) Tantowi Yahya dalam acara Seminar Artificial Intelligence bertajuk Penerapan AI pada Industri dan Pemerintahan di Bali di KEK Kura-kura Bali, Serangan, Denpasar, Sabtu (15/6/2024). [Suara.com / Eviera Paramita Sandi]

SuaraBali.id - Bali yang merupakan salah satu destinasi pariwisata terkenal di Indonesia sudah selayaknya menggunakan teknologi untuk menunjang layanan pariwisatanya. Demikian pula dengan pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) yang semakin berkembang pesat saat ini.

Hal inilah yang juga yang mendorong pembangunan pusat pengembangan AI atau teknologi kecerdasan buatan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-kura Bali.

Menurut President of University In Diversity (UID) Tantowi Yahya, hal ini harus segera direalisasikan. Apalagi menurutnya, tak seperti di luar negeri, di Indonesia banyak orang belum cakap soal teknologi termasuk AI sehingga tak heran banyak orang termakan hoaks.

“Segera secepatnya (dibangun), saya rasa cepat sekali waktunya karena kalau kita lambat teknologinya sudah jauh tapi kita baru mulai jadi harus bergerak terus dengan apa yang sudah ada,” kata Tantowi dalam acara Seminar Artificial Intelligence bertajuk Penerapan AI pada Industri dan Pemerintahan di Bali di KEK Kura-kura Bali, Serangan, Denpasar, Sabtu (15/6/2024).

Baca Juga: Tak Pakai Mobil Mewah, Pengantin Bali Ini Memilih Diarak Pakai Dokar

Menurutnya kawasan Serangan sudah sejak awal diresmikan pemerintah dan dirancang untuk tiga klaster yaitu lokasi tinggal, belajar dan gaya hidup.

Adanya kampus UID saat ini juga sebagai pusat pembelajaran dan merealisasikan berbagai kerja sama dengan lembaga pendidikan dalam dan luar negeri.

Tak hanya itu, selanjutnya juga akan dikembangkan pula pusat studi ilmu baru lainnya mengingat kerja sama dengan perguruan tinggi asing yang sudah dilakukan.

“Kami sudah menjalin kerja sama dengan Tsinghua University yang sangat unggul di bidang ilmu baru berbasis digital dan AI, sehingga mimpi besar kami ingin membangun pusat AI,” ujarnya.

Sedangkan menurut Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, IB Agung Parta Adnyana di bidang industri sendiri khususnya pariwisata yang berkembang di Bali, AI dinilai bisa menjadi solusi dalam memecahkan masalah terkait pariwisata berlebihan, kemacetan, kesejahteraan masyarakat hingga pengelolaan sampah.

Baca Juga: Metatah: Ritual Menuju Dewasa di Pulau Dewata

Selama ini selain bisa memberikan solusi untuk memantau data kunjungan wisatawan, AI juga telah banyak membantu wisatawan secara mandiri.

“Kini travel agent tak menjadi kebutuhan utama karena sudah AI sudah bisa diandalkan dengan berbagai aplikasinya,” katanya.

Terkait pemanfaatan AI, CEO PT Inovasi Solusi Nusantara (Bamboomedia Group), I Wayan Satya Darmawan juga menekankan bahwa saat ini kita harus beradaptasi dengan teknologi. Dimana hal ini mengharuskan seseorang untuk tetap relevan dengan perkembangan zaman.

“Pilihannya adalah menjadikan AI sebagai teman atau musuh dalam perjalanan kita menuju masa depan,” cetusnya.

Load More