SuaraBali.id - Sesajen sangat mudah sekali kita temui di Pulau Bali. Mayoritas Masyarakat Bali yang memeluk agama Hindu, masih terus melestarikan tradisi persembahan sesajen.
Sesajen umat Hindu ini kerap disebut dengan ‘Banten’. Menurut Sejarah, Banten diperkenalkan oleh seorang Resi atau Rsi Maharsi Markandeya sekitar abad ke-8.
Banten tersebut diperkenalkan kepada penduduk di sekitar pertapaan Rsi Maharsi di Desa Puakan-Taro, yang kini dikenal dengan Tegallalang Gianyar.
Banten ini sangat melekat dan tak terpisahkan dari budaya Hindu di Bali. Bukan hanya sekedar ritual, banten merupakan wujud rasa Syukur, penghormatan, dan permohonan kepada sang Pencipta, para dewa-dewi serta leluhur.
Baca Juga: Lekat dengan Pria Bali, Ini Makna Tari Baris
Banten bukan sebagai persembahan untuk menukar sesuatu, melainkan sebagai bentuk penghormatan dan terima kasih atas segala berkah yang telah diberikan.
Persembahan banten ini terdiri dari berbagai macam bahan, seperti bunga, buah-buahan, dupa, jajanan dan berbagai jenis lauk pauk.
Bukan hanya sekedar sebagai pelengkap untuk dihaturkan, setiap komponen sesajen memiliki makna yang simbolis, diantaranya yaitu:
1. Bunga, memiliki makna keindahan dan kesucian.
2. Buah-Buahan, melambangkan kesuburan dan kemakmuran.
Baca Juga: Tanggapi Lab Narkoba di Bali, Luhut : Orang Yang Bikin Kacau Jangan Dibiarkan Masuk Lagi
3. Dupa, melambangkan kesucian dan penghormatan.
4. Jajanan, melambangkan rasa Syukur.
5. Lauk Pauk, melambangkan persembahan terbaik.
Banten ini biasanya diletakkan di Pura, petirtaan, pohon-pohon besar hingga di depan rumah. Tak jarang, banyak sekali sesajen di depan rumah maupun dipinggir jalan yang terinjak-injak manusia tak bertanggung jawab.
Waktu untuk mempersembahkan banten ini sesuai dengan tujuannya. Biasanya akan dipersembahkan dihari-hari tertentu seperti, Galungan, Kuningan, Nyepi, Saraswati, acara pernikahan, kematian atau saat memulai usaha baru.
Namun ada juga banten yang dipersembahkan setiap hari di rumah selesai memasak sebagai wujud rasa Syukur.
Setiap orang Hindu di Bali berhak mempersembahkan sesajen, namun biasanya ada pembagian tugas.
Persembahan sesajen di Pura biasanya dilakukan oleh pemuka agama Hindu, pendeta atau pemangku. Sementara persembahan sesajen di rumah dilakukan oleh anggota keluarga tersebut.
Kontributor : Kanita
Berita Terkait
-
Lahir di Belanda Hingga Diisukan Menjadi Istri Baru Tommy Soeharto, Agama Ida Iasha Jadi Sorotan
-
Momen Valentine Romantis Tak Terlupakan Sambil Nikmati Sajian Istimewa dan Keindahan Laut Bali
-
Turnamen Taekwondo KASAL Cup Digelar di Bali, Ribuan Atlet Ikut Berpartisipasi
-
Tio Pakusadewo Cerita Kedekatan dengan Pelaku Bom Bali 1: Dia Guru Ngaji Saya
-
Bahaya Makan Jeruk Bali Saat Konsumsi Obat, Ini Penjelasan Dokter!
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Rusuh Lagi! Indonesia Siap-siap Sanksi FIFA, Piala Dunia 2026 Pupus?
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Lolly Kembali Main TikTok, Penampilannya Jadi Sorotan: Aura Kemiskinan Vadel Badjideh Terhempas
Pilihan
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
Terkini
-
Pedagang di Lombok Timur Diharap Tak Menjual Sembako ke Luar Daerah Jelang Ramadan
-
Ada Cupid Dan Cokelat Saat Hari Valentine di Bandara I Gusti Ngurah Rai
-
Singapura Dan Jakarta Jadi Rute Terpadat di Bandara I Gusti Ngurah Rai
-
Cocoklogi Warganet, Temukan Akun Medsos Pelaku Penusukan Viral di Denpasar
-
Upah Harian Dipotong Rp 40 Ribu, Sopir Angkutan Siswa di Gianyar Protes