Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Rabu, 15 Mei 2024 | 12:02 WIB
Press conference International Telecommunication Union (ITU) Global Digital Transformation Center (DTC) 2024 di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (14/5/2024). [Suara.com/Eviera Paramita Sandi]

SuaraBali.id - Masalah kesenjangan keterampilan digital di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah yang harus dituntaskan oleh Kementrian Komunikasi Dan Informatika RI. Adanya gap atau kesenjangan yang nyata pada kemampuan masyarakat mengakses internet masih membuat warga di daerah tertentu belum melek digital.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Nezar Patria mengatakan, saat ini Indonesia membutuhkan banyak digital hingga tahun 2030 mendatang.

Hal ini pun membuat berbagai upaya dilakukan melalui transformasi digital dan saat ini pemerintah tengah berupaya mengatasi masalah kesenjangan keterampilan digital.

“Kita butuh sembilan juta digital talent sampai 2030," ujar Nezar di Nusa Dua, Badung, Selasa (14/5/2024).

Baca Juga: Cerita Awal Ruang Bawah Tanah Vila di Canggu Disulap jadi Lab Narkoba

Hal ini dilakukan untuk memperkuat sumber daya Indonesia dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi

Dalam sesi press conference workshop International Telecommunication Union (ITU) Global Digital Transformation Center (DTC) 2024, ia menyebut kemenkomifo telah bekerja sama dengan dengan Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) melalui Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPTIK) guna memberikan literasi digital khususnya bagi perempuan dan anak muda.

“Saat ini upaya yang dilakukan untuk memperkuat sumber daya manusia di bidang teknologi dan digital dengan membuat modul-modul di area 3T, mengembangkan kualifikasi digital dari tingkat basic hingga advance, yakni dari cara menggunakan internet sampai dengan cyber security," jelasnya.

Kegiatan tersebut memberikan sejumlah pelatihan bidang digital yang disesuaikan dengan target komunitas menggunakan berbagai modul.

"Modulnya itu beragam. Kami sesuaikan dengan target komunitas atau masyarakat yang membutuhkan," katanya lagi.

Baca Juga: Peta Viral New Moscow di Canggu Didalami Polisi

Seperti contohnya workshop untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Ada modul atau pelatihan bagaimana cara membuat strategi pemasaran digital (digital marketing) untuk pelaku UMKM.

Menurutnya kemampuan digital marketing merupakan pengetahuan dasar yang peru dikuasai para pelaku UMKM. Ada juga pelatihan ilmu data atau data science yang tentu berguna bagi pelaku UMKM agar dapat mengelola data pemasarannya.

"Ada juga pengetahuan tentang keamanan data. Itu nanti ada di dalam pelatihan cyber security. Bahkan yang lebih advance lagi, kami akan berikan pengenalan tentang artificial intelligence,” katanya.

Sedangkan Indosat sendiri dalam workshop tersebut memperkenalkan Generasi Terkoneksi (GenSi), sebuah program pelatihan literasi digital bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dan CISCO dalam kerangka kerja DTC.

GenSi bertujuan untuk mendemokratisasi adopsi teknologi dan menciptakan ruang digital yang inklusif, terutama di daerah pedesaan Indonesia, dengan menawarkan pelatihan keterampilan digital yang ditargetkan pada generasi muda dan perempuan untuk menjembatani kesenjangan digital, sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha, mengatakan bahwa pihaknya merasa penting mengambil bagian dari upaya digitalisasi global ini.

“Kami memiliki kesamaan visi dengan berbagai pihak yang terlibat dalam menghubungkan dan memberdayakan bangsa melalui teknologi. Penting bagi kami untuk menjalankan komitmen menjembatani kesenjangan digital, mencapai kota-kota besar, serta memperluas jangkauan hingga daerah rural dan terluar Indonesia. Hal ini sejalan dengan tujuan besar Indosat dalam menghubungkan dan memberdayakan seluruh masyarakat Indonesia,” katanya.

Load More