Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Jum'at, 26 April 2024 | 16:13 WIB
Peserta HKSN Dinsos Sumbar mengunjungi Kampung Sasak di NTB. [Dok.Istimewa]

SuaraBali.id - Lalu dan Baik umumnya dikenal sebagai kata konjungsi atau kata hubung di Indonesia. Namun siapa sangka, bahwa kata=kata tersebut hampir mirip dengan penamaan masyarakat asli suku Sasak.

Iya, Lalu dan Baiq kerap ditemukan dalam penamaan orang dari Suku Sasak Lombok. Bukan sembarang nama dan kata, Lalu dan Baiq ini merupakan gelar kebangsawanan.

Seperti yang diketahui, Lalu dan Baiq ini gelar kebangsawanan yang diberikan kepada Suku Sasak di zaman kolonial.

Gelar tersebut sebagai penanda bahwa mereka adalah orang-orang terpelajar. Nama Baiq disematkan kepada perempuan, sementara nama Lalu disematkan kepada laki-laki.

Baca Juga: Kabar Baik, Pemerintah Akan Beri Subsidi Penerbangan Menuju Lombok

Karena merupakan gelar kebangsawanan, Lalu dan Baiq ini tentu memiliki tanggung jawab moral yang diemban dari para leluhurnya.

Konon, Masyarakat Suku Sasak sampai saat ini masih menjalankan adat istiadat secara turun temurun, termasuk dalam hal pernikahan.

Ada pengecualian terhadap kaum bangsawan, mereka tentu memiliki aturan tersendiri yang membedakan dengan Masyarakat biasa.

Gelar kebangsawanan Lalu dapat menikah dengan Gelar kebangsawanan Baiq ataupun Perempuan yang bukan dari keturunan bangsawan. Dengan begitu garis keturunan kebangsawanannya akan dapat berlanjut.

Sementara itu, gelar kebangsawanan Baiq memiliki Batasan soal mereka boleh diizinkan menikah dengan siapa.

Baca Juga: ASN di Lombok Paling Banyak Beli Menu Khas Lebaran Topat

Apabila Baiq tidak menikah dengan Lalu maka gelar kebangsawanannya tidak dapat berlanjut.

Untuk diketahui, sebelum resmi menggunakan gelar Lalu, gelar bagi para bangsawan Suku Sasak sangatlah beragam, diantaranya seperti Datu, Raden, Raden Arya, Deneq, Tembeq, Rangga, Bapa’, Pe’ dan lain sebagainya.

Menurut Buku Sejarah Lombok karangan Lalu Djelenga, orang pertama bergelar Lalu di Lombok bernama Lalu Djelenga dan Lalu Centung.

Keduanya merupakan anak dari Pemban Ilang Mudung, hasil perkawinannya dengan seorang perempuan dari kalangan bangsawan Sumbawa.

Kontributor : Kanita

Load More