Scroll untuk membaca artikel
Eviera Paramita Sandi
Sabtu, 06 April 2024 | 15:49 WIB
Para penghuni atau "Kelayan" di Pusat Pelayanan Sosial Lanjut Usia Mandalika, NTB yang memilih untuk tidak mudik lebaran, Sabtu (6/4/2024). [Suara.com/ Buniamin]

SuaraBali.id - Aktivitas para penghuni atau biasanya disebut “kelayan” di Pusat Pelayanan Sosial Lanjut Usia Mandalika, Nusa Tenggara Barat tidak ada yang berbeda pada bulan Ramadan ini. Hanya saja, beberapa dari penghuni yang lain meminta untuk berkumpul dengan sanak saudara saat lebaran.

Para penghuni yang meminta untuk mudik lebaran tahun ini tidak terlalu banyak. Dari 80 orang penghuni panti ada sekitar 30 persen yang mudik lebaran. Para kelayan yang mudik lebaran karena masih ada sanak saudara yang dikunjungi.

Salah seorang kelayan di Pusat Pelayanan Sosial Lanjut Usia Mandalika Provinsi NTB, Sayuti (80) mengatakan tidak mudik lebaran. Hal ini disebabkan karena sudah tidak ada keluarga yang bisa dikunjungi.

“Semua keluarga sudah meninggal. Jadi kalau mau mudik juga kita mau kunjungi siapa,” katanya Sabtu (6/4/2024) pagi.

Baca Juga: Momen Mudik 2024, Kenaikan Tarif Bus dari Bali ke Jatim Bisa Capai Rp 300 Ribu

Tinggal di panti jompo di bawah binaan Dinas Sosial ini katanya menjadi pilihan terakhir. Selain karena kebutuhan yang terpenuhi, ada teman seusianya yang bisa dijadikan sahabat di masa tuanya.

“Di sini kita makan tiga kali sehari, mengaji, shalat. Jadi untuk shalat Ied kita juga di sini,” tuturnya.

Sementara itu penghuni yang lain Suparman mengatakan juga memilih untuk tidak mudik lebaran. Meski keluarga masih ada tetapi tinggal di panti selama lebaran ini menjadi pilihan.

“Kalau mudik kita harus ada uang. Saya nggak ada uang makanya tidak mudik,” katanya.

Kasubag TU Pusat Pelayanan Sosial Lanjut Usia Mandalika Provinsi NTB, Rudi Handoyo mengatakan bagi yang

Baca Juga: Promosikan Wisata, Dispar Lombok Tengah Datangkan Influencer dari China

mudik lebaran, sudah diantar oleh petugas untuk berkumpul dengan keluarga.

Nanti akan dijemput kembali pada tanggal 16 April pasca lebaran. Namun tidak banyak dari mereka yang balik ke panti lebih awal.

“Sekitar 3 atau empat hari mereka sudah ada yang diantar ke sini,” katanya.

Disebutkan, sekitar 20 an penghuni panti sakit sehingga membutuhkan perawatan khusus. Mulai dari mandi, minum, makanan hingga buang air membutuhkan bantuan petugas.

“Namanya orang tua yang sakit kita memandikan,” katanya.

Rata-rata puluhan penghuni panti tersebut berasal dari Pulau Lombok. Karena khusus di Pulau Sumbawa sudah ada panti jompo yang disiapkan.

“Di sini namanya pusat pelayanan sosial lanjut usia mandalika provinsi NTB. Kalau yang lain pulau Sumbawa juga ada,” katanya.

Kontributor : Buniamin

Load More