SuaraBali.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat mengoptimalisasi penampungan air. Hal ini untuk antisipasi adanya musim kemarau di Bali.
Selain menampung air, masyarakat dan petani juga diajak menghemat air supaya menekan risiko gagal panen di sawah.
“Mengoptimalkan penampungan air sisa musim hujan untuk memenuhi danau, waduk, embung, dan tempat penyimpanan air lainnya,” kata Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Bali Aminudin Al Roniri, Senin (25/3/2024).
Selain itu di musim pancaroba, BMKG meminta masyarakat mewaspadai potensi angin kencang, hujan deras dalam waktu singkat, serta puting beliung, yang diperkirakan pada Maret-Mei 2024.
Baca Juga: Bule Amerika Bersimbah Darah di Kuta, Pemilik Guest House Angkat Bicara
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali juga meminta masyarakat antisipasi musim kemarau antara lain dengan budi daya pertanian yang tidak membutuhkan banyak air, mewaspadai kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan semak dengan tidak melakukan pembakaran tanpa pengawasan.
Selain itu hemat penggunaan air serta memperbarui informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG.
Kepala Pelaksana BPBD Bali Made Rentin menambahkan selama 2023 total bencana karhutla mencapai 107 kejadian yang banyak terjadi saat musim kemarau.
Karhutla paling banyak terjadi di Buleleng sebanyak 35 kasus, Kabupaten Karangasem sebanyak 26 kasus, dan Kabupaten Bali sebanyak 22 kasus.
Adapun di Denpasar sebanyak delapan kasus, Kabupaten Badung delapan kasus, kemudian Kabupaten Klungkung dan Jembrana masing-masing tiga kasus, serta Kabupaten Gianyar dan Tabanan masing-masing satu kasus.
Baca Juga: Bak Sultan, Anjing Ini Keramas Pakai Shampo Mahal
Selain itu selama 2023 ada 41 bencana kekeringan yang ditangani, dengan terbanyak di Kabupaten Jembrana sebanyak 23 kasus, Kabupaten Buleleng ada 16 kasus, kemudian Kabupaten Bangli dan Karangasem masing-masing satu kasus.
Berdasarkan analisis Balai BMKG Wilayah III Denpasar, Bali sudah memasuki musim kemarau pada pertengahan Maret 2024 secara bertahap. Musim kemarau di Bali diperkirakan terjadi pada Maret-Juni kemudian puncaknya pada Juli-Agustus 2024. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Ronaldo Tiba di Bali, Bertemu Timnas Indonesia
-
Bojan Hodak Lega, Laga Lawan Bali United di BRI Liga 1 Ditunda PT LIB
-
Jelang Libur Nataru, BMKG Imbau Waspada Cuaca Ekstrem di Labuan Bajo
-
Usai Terpidana Mati Mary Jane, 5 Napi Anggota 'Bali Nine' Dipertimbangkan untuk Dipindahkan ke Australia
-
Konsep Pidana di Indonesia Berubah Jadi Alasan 5 Anggota Bali Nine Akan Dipulangkan
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
-
Jangan Lewatkan! Amalan Malam Jumat untuk Perlindungan dari Fitnah Dajjal
Terkini
-
Rencana Koster Setelah Mengunci Kemenangan di Pilgub Bali 2024 Nanti
-
Wilayah NTB Diperkirakan Hujan Sepekan Ke Depan, Udara Akan Sedikit Lebih Sejuk
-
Ada Potensi Pertumbuhan Awan Hujan Meningkat di Bali, BMKG Minta Waspadai Cuaca Ekstrem
-
7 Petugas TPS di Bali Tumbang, Asam Lambung, Keguguran Hingga 1 Orang Meninggal Dunia
-
Potret Luna Bijl, Kekasih Maarten Paes yang Juga Model Selingkaran Gigi Hadid