Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Kamis, 15 Februari 2024 | 14:17 WIB
Tangkapan layar video surat suara penuh dengan aspirasi masyarakat. [Instagram/@denpasarnow]

SuaraBali.id - Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 baru saja digelar serentak di Indonesia pada Rabu (14/02/2024) kemarin.

Semua Masyarakat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke berbondong-bondong datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk menyoblos, menyuarakan hatinya melalui surat suara.

Yah, untuk membuat surat suara hukumnya sah, kita harus menyoblos salah satu pasangan calon presiden maupun calon legislative di bagian fotonya maupun Namanya.

Jika tidak sesuai dengan peraturan yang ada, maka suara kita dianggap tidak sah dan tidak terhitung. Seperti salah satu contohnya kejadian di Bali ini.

Baca Juga: Ketua DPRD Bali : Saya Titip Brimob Sikat Saja Kalau Ada yang Mengacaukan Kantor DPRD Ini

Beberapa Masyarakat justru menyuarakan hatinya melalui sebuah coretan di surat suara. Mereka seolah curhat di kertas tersebut dan tidak mau menyoblosnya.

Dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram @denpasarnow, para panitia KPPS menunjukkan bukti coretan di setiap surat suara.

“SING NGERANANG BAES MUDAH CI JAK ONYE,” bunyi salah satu tulisan di surat suara, dikutip dari Instagram @denpasarnow, pada Kamis (15/02/2024).

Jika diterjemahkan, arti kalimat tersebut adalah ‘Gak bikin beras murah kamu semuanya,’. Hal ini seolah menunjukkan bahwa sosok pemilih tersebut kurang puas dengan hasil kerja para petinggi selama ini.

Pasalnya, siapapun pemimpinnya, mereka rakyat kecil tetap tercekik dengan kenyataan bahan-bahan sembako mahal. Padahal mereka harus mencukupi hidupnya setiap hari dengan membeli sembako tersebut.

Baca Juga: Moeldoko Sebut Bukti Pemerintah Serius Perhatikan Kesejahteraan Masyarakat Papua

Tak hanya itu, di surat suara lainnya juga tertulis coretan 1 kata namun maknanya begitu mendalam. Mereka menuliskan kata ‘Koruptor’, kata tersebut tentu untuk menyindir para petinggi yang belum bisa amanah menjalankan tugasnya.

Bahkan, mereka nekat melakukan praktik korupsi demi kesejahteraan hidupnya sendiri tanpa memikirkan banyaknya kerugian yang ditanggung rakyat.

Kontributor: Kanita Auliyana Lestari

Load More