SuaraBali.id - Seekor sapi ternak milik warga di Banjar Dinas Keladian, Desa Pempatan, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem diduga mengalami keracunan akibat memakan daun kancing landa atau dikenal dengan lempuyak.
Dugaan itu menguat usai dokter hewan yang dipanggil oleh pemilik ternak datang dan melihat langsung kondisi sapi tersebut secara langsung. Di sana ternak sapi tersebut mengalami gejala kulit melepuh pada bagian tubuh yang terpapar sinar matahari secara langsung.
Hal itu lantas menjadi perhatian Drh. I Wayan Gunawan seizin Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah
"Dari gejala dan temuan pakan yang ada di kandang tersebut, dugaan kami mengarah keracunan karena sapi memakan daun lempuyak," terangnya, disadur dari BeritaBali.com--Jaringan Suara.com, Kamis (01/02/2024).
Dia menjelaskan, kancing landa atau lempuyak dapat menyebabkan kerusakan pada hati sapi hingga membuat kulit menjadi sensitif dan sangat gatal jika terkena sinar matahari atau penyakit baliziekte. Apabila diberikan dalam jumlah banyak terlebih dalam kurun waktu yang lama.
Untuk diketahui, penyakit baliziekte adalah penyakit yang disebabkan akibat keracunan tanaman Lantana camara alias Syadsali, atau disebut tanaman Kancing Landa dan Lempuyak.
Tanaman jenis tersebut mudah tumbuh dan mampu bertahan pada musim kemarau, sehingga terkadang menjadi pilihan makanan oleh peternak, akibat kekurangan pakan atau bahkan tanpa sengaja termakan saat merumput di padang pengembalaan.
Tanaman ini banyak tumbuh di daerah tropis dan subtropis serta tergolong dalam 10 gulma yang berbahaya di dunia (Hendrival dan Khaidir, 2012).
Tanaman ini mengandung Lantadene-A yang bersifat toksik sehingga sapi yang memakan tanaman ini akan menunjukkan gejala klinis seperti nafsu makan menurun, gatal gatal dan kulit mengelupas.
Baca Juga: TKD KIM ke Pura Besakih, Bersumpah Tak Main-main Menangkan Prabowo-Gibran
Penyakit Baliziekte dapat menimbulkan kerugian ekonomi akibat penurunan produktivitas dan dapat menimbulkan kematian pada sapi.
"Untuk tingkat keparahannya tergantung seberapa tingkat sensitif sapi, disana ada 3 sapi dalam 1 kandang, tapi hanya satu yang kondisinya seperti itu," ungkap Gunawan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Menkeu Purbaya 'Sentil' Menteri Ara soal Lahan Rusun di Bali: Dia Bukan Bos Saya!
-
5 SUV Paling Laris Akhir 2025: Dari Hybrid Canggih Sampai Harganya 200 Jutaan
-
7 Jenis Heels Populer Bikin Kakimu Jenjang dan Elegan
-
5 Maskara Andalan Bikin Mata Hidup Maksimal
-
Eropa Kekurangan Tenaga Produktif, Ini Syarat Agar Anda Bisa Jadi Pekerja Migran